
Menghadapi ketidaksuburan sering kali menyayat hati. sister dan paksu selalu mengupayakan dengan “benar”, berusaha mencari tahu hingga di titik harus menerima, mengulang dan bahkan gagal ditengah program dilakukan
Setiap bulan berlalu, terkadang sister dan paksu semakin frustasi, stres, tapi dari itu semua kita dapat mempertanyakan haruskah sister dan paksu berhenti mencoba dan berusaha?
Alasan mengapa Pasangan Jeda untuk Program Hamil
Setelah melihat banyak tekanan tersebut, sister dan paksu tentu saja dapat berpikir untuk mengambil jeda berkaitan erat dengan banyak kesiapan baik fisik, mental dan finansial. Sehingga terkadang pengambilan jeda ini bisa membantu sister dan paksu dalam mempersiapkan fisik dan mental sebelum memasuki proses yang bisa menjadi emosional dan menantang. Sehingga jika kalian dihadapkan dengan perasaan lelah secara mental, depresi, cemas, atau stres, hingga berpikir ulang untuk beristirahat.
Bagi pejuang dua garis pernikahan memiliki dua keadaan disisi lain akan mendekatkan tapi disisi lain juga dapat menjauhkan. Solusinya tentu diperlukan refleksi tentang keadaan yang dirasakan bersama juga merasakan dan yang terakhir dan yang paling penting adalah mengkomunikasikan.
Penyebab lainnya dapat bersumber dari kegagalan, baik saat mengalami keguguran. Yang menyisakan pengalaman buruk baik pada tubuh dan pikiran. Lebih spesifik perasaan yang dimiki adalah perasaan kehilangan.
Faktor yang perlu dipertimbangkan Sebelum Memutuskan untuk Jeda
Meski demikian sister dan paksu dapat melihat bagaimana sisi positif dan negatif dengan keputusan untuk mengambil jeda, pad sisi positif setidaknya sister dan paksu akan memiliki waktu untuk membahas langkah selanjutnya tanpa terlalu banyak tekanan. Sister dan paksu dapat beristirahat sejenak dari perawatan kesuburan dan berbicara dengan keluarga, teman, dan kerabat untuk mengatasi tantangan dalam perawatan.
Istirahat ini akan memberikan kesempatan untuk fokus pada perawatan diri dan kesejahteraan. Sehingga sister dan paksu dapat membiarkan tubuh dan pikiran beristirahat dan pulih dari stres yang dialami.
Meski demikian pada sisi negatif, sister dan paksu tentu akan kehilangan hal yang paling berharga berupa waktu. Karena infertilitas selalu berkaitan dengan biologis tubuh manusia, pada kasus tertentu pada pasangan yang melakukan jeda program hamil kerap mengalami kecemasan yang lebih besar saat menghentikan.
Setelah mengetahui baik dari sisi positif dan negatif, yang ingin MDG sampaikan apapun yang sister dan paksu putuskan, tetaplah melakukan konsultasi terutama pada dokter sister dan paksu. Penting untuk berbicara dengan dokter terutama jika memerlukan bantuan dalam menjawab pertanyaan, mungkin ada baiknya untuk berbicara dengan terapis atau konselor yang memahami perjalanan kesuburan. Jangan sampai salah membuat keputusan ya sister, semoga selalu dimudahkan. Untuk Informasi menarik lainnya dapat follow Instagram @menujuduagaris.id
Referensi
- https://www.atlantainfertility.com/about-us/blogs/2022/february/should-i-take-a-break-from-ttc-/
- https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20221112194308-284-872936/peluh-dan-taktik-para-pejuang-dua-garis-biru
- https://linksehat.com/artikel/tips-menghadapi-kegagalan-program-bayi-tabung
- https://artfertilityclinics.com/in/en/art-blog/what-to-do-if-ivf-fails