Artikel Informasi Untuk Pejuang Dua Garis

Di era sekarang sister dan paksu juga harus mulai melihat fakta tentang krisis lingkungan. Aktivitas manusia yang tidak terkendali serta ekspansi global telah memperburuk perubahan iklim dan pemanasan global. Selain itu, peningkatan produksi plastik dan polusi secara umum menjadi ancaman serius bagi sumber daya, persediaan, dan kelangsungan hidup manusia.
Dalam konteks kesehatan reproduksi, polusi lingkungan dapat berdampak negatif pada kehamilan. MDG akan menjelaskan lebih lanjut bagaimana hal tersebut dapat berdampak pada sister dan paksu terutama yang akan melakukan program hamil. Baca sampai habis ya
Dampak Lingkungan terhadap Kehamilan
Dampak lingkungan terhadap kesehatan ibu dan perkembangan janin semakin menjadi perhatian dalam berbagai penelitian ilmiah. Polutan tertentu telah terbukti memiliki konsekuensi yang serius terhadap kesehatan ibu dan bayi. Salah satu faktor utama yang menjadi sorotan adalah paparan plastik dan zat kimia berbahaya yang terkandung di dalamnya.
Paparan terhadap stresor lingkungan, seperti mikroplastik dan zat kimia beracun, dapat menyebabkan berbagai perubahan biologis dalam tubuh, termasuk kerusakan seluler dan intraseluler, bahkan plastik dan polutan lainnya dapat menyebabkan stres oksidatif yang berkontribusi pada kerusakan sel dan jaringan.
Dampak lainnya adalah aktivasi kronis sistem kekebalan tubuh dimana polutan dapat memicu peradangan kronis, yang berisiko mengganggu kesehatan ibu hamil serta pertumbuhan janin.
Juga dampak modifikasi epigenetik, dimana paparan polutan selama kehamilan dapat mempengaruhi ekspresi gen janin, yang berpotensi meningkatkan risiko penyakit di masa dewasa.
Apa Kata Peneliti?
Sebuah penelitian dengan judul “Pregnancy in the era of the environmental crisis: plastic and pollution” mengidentifikasi beberapa polutan utama yang berdampak pada kehamilan, dengan perhatian khusus pada plastik. Mikroplastik dan bahan kimia berbahaya dalam plastik, seperti bisphenol A (BPA) dan phthalates, telah dikaitkan dengan berbagai komplikasi kehamilan, termasuk Risiko kelahiran prematur, gangguan pertumbuhan janin dan bahkan terjadinya peningkatan risiko gangguan endokrin pada bayi.
Bagaimana sister setelah memahami dampak tersebut, membuat kita jadi semakin tau bahwa di era krisis lingkungan saat ini, memahami mekanisme biologis yang mendasari dampak buruk polutan, terutama plastik, pada kehamilan sangat penting untuk mendorong perubahan kebijakan dan perilaku. Tentunya solusi jangka panjang yang paling efektif adalah pengurangan drastis produksi dan polusi plastik global serta peningkatan program daur ulang yang lebih efisien. Dengan langkah-langkah ini, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi ibu hamil dan generasi mendatang. Meski kini sister dapat melakukan pencegahan preventif terlebih dahulu seperti pemilahan sampah juga pengurangan sampah. Semoga program sister dan paksu dilancarkan. Informasi menarik lainnya dapat di akses di Instagram @menujuduagaris.id
Referensi
- Ragusa, A., Principi, G., & Matta, M. (2022). Pregnancy in the era of the environmental crisis: plastic and pollution. Clinical and Experimental Obstetrics & Gynecology, 49(10), 216.
- https://www.halodoc.com/artikel/ini-bahaya-pm-2-5-pada-kesehatan-ibu-hamil
- https://www.alodokter.com/waspada-terpapar-polusi-udara-bisa-berisiko-melahirkan-prematur

Surabaya, 2 Februari 2025 – Bootcamp Sesi 1 Menuju Dua Garis (MDG) bersama Morula sukses terselenggara dengan antusiasme luar biasa dari para Pejuang Dua Garis (PDG). Acara yang diselenggarakan pada 2 Februari 2025 ini menghadirkan tujuh expert dokter dari Morula dan dibuka oleh Bumin MDG sebagai MC, serta dilanjutkan dengan sambutan dari Mizz Rosie, Founder Menuju Dua Garis.
Di luar ekspektasi tim penyelenggara, bootcamp ini berhasil menarik hingga 1.242 pendaftar, dengan 770 peserta aktif yang hadir selama acara berlangsung. Semangat dan partisipasi luar biasa dari para PDG terlihat dari keaktifan mereka dalam berinteraksi, baik di kolom chat Zoom maupun di grup WhatsApp komunitas.
Berbeda dari bootcamp sebelumnya, sesi kali ini menghadirkan pengalaman yang lebih dekat dan personal. Para peserta diberikan kesempatan untuk mendalami berbagai kasus infertilitas dalam sesi breakout room yang dibagi ke dalam tujuh topik spesifik, dipandu langsung oleh para dokter ahli:
- Unexplained Infertility – Dr. dr. Jimmy Yanuar Annas, Sp.O.G, Subsp.F.E.R
- Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) – Dr. I. G. A. N. Agung Sentosa, M. Biomed, Sp.OG, Subsp. FER (K)
- Low AMH – Dr. Ade Permana, SpOG, Subsp. FER, MARS, FisQua
- Keguguran Berulang – Dr. Diah Hydrawati Sari Hasibuan, MCE, Sp.OG, Subsp. FER
- Gagal IVF Berulang – Dr. Malvin Emeraldi, Sp.O.G., Subsp.F.E.R.(K)
- Endometriosis & Adenomyosis – Dr. Wisnu Setyawan, SpOG, Subsp.FER
- Azoo, OAT, & Masalah Sperma – Dr. Raditya Ibrahim, Sp.And
Selama 85 menit sesi breakout room berlangsung, para PDG sangat antusias berinteraksi dengan para dokter. Banyak pertanyaan dan diskusi menarik yang berlangsung, bahkan waktu yang tersedia terasa kurang untuk menjawab seluruh pertanyaan peserta.
Setelah sesi breakout room, seluruh peserta kembali ke ruang utama untuk menutup acara bersama. Energi dan semangat para PDG tetap membara hingga akhir acara, menunjukkan tekad luar biasa untuk terus belajar dan berjuang dalam perjalanan mereka. Tim MDG merasa bangga bisa menjadi bagian dari perjalanan ini dan mengajak seluruh PDG untuk terus bersama, saling mendukung, dan berbagi ilmu.
Mizz Rosie menutup acara dengan pesan penuh makna, mengingatkan pentingnya mencintai diri sendiri dan pasangan, serta menghadapi perjalanan ini bersama sebagai support system yang kuat.
Bagi Sister dan Paksu yang ingin terus mendapatkan informasi dan update seputar program berikutnya, jangan lupa untuk follow Instagram kami. Sampai jumpa di Bootcamp Sesi 2 pada 7 Februari 2025!

Kehamilan adalah fase penting dalam kehidupan seorang wanita yang seringkali disertai dengan kecemasan. Kecemasan yang tidak terkontrol dapat berdampak negatif pada perkembangan emosional, psikologis, dan sosial bayi yang baru lahir. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang efektif untuk mengurangi kecemasan selama masa kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan. MDG kali ini akan membahas dari perspektif psikologis terutama dalam penerapan strategi non farmakologis
Definisi Strategi Non Farmakologis
Strategi non-farmakologis sendiri dipahami sebagai upaya meningkatkan kesehatan atau kesejahteraan tanpa menggunakan obat-obatan. Strategi ini dapat berupa terapi, intervensi, atau pendekatan yang bertujuan untuk mengelola kesehatan seseorang. Sehingga tentu saja metode ini dapat diterapkan untuk ibu hamil. Lalu bagaimana metode ini dapat diterapkan.
Penerapan Strategi Non Farmakologis
Setidaknya ada 3 fase proses kehamilan terjadi, yaitu saat kehamilan kemudian saat melahirkan dan pasca kehamilan. Pertama yang dapat dilakukan adalah Intervensi selama kehamilan, hal ini dapat dilakukan melalui aktivasi perilaku, terapi perilaku kognitif, yoga, terapi musik, dan teknik relaksasi terbukti efektif dalam mengurangi kecemasan.
Kedua adalah dilakukan saat Intervensi selama persalinan, seperti penggunaan Aromaterapi menjadi metode utama yang digunakan untuk menenangkan ibu saat menghadapi proses persalinan.
Yang terakhir adalah intervensi selama kehamilan dan pasca persalinan. Beberapa strategi seperti pelatihan antenatal, pijat oleh pasangan, serta membaca buku panduan mandiri dengan dukungan telepon profesional terbukti memberikan manfaat dalam mengurangi kecemasan ibu.
Faktanya bahwa proses itu sangat penting dipraktikan agar tidak sampai terjadi hal yang tidak diinginkan. Dari pemaparan tersebut menunjukkan bahwa intervensi non farmakologis yang diterapkan selama kehamilan dan pasca persalinan lebih efektif dibandingkan dengan intervensi yang dilakukan selama persalinan. Meski hal ini berfokus pada keadaan seorang ibu, namun tentu semua akan terlibat sementara hanya sedikit penelitian yang melibatkan kedua pasangan.
Intervensi non farmakologis ini dapat diterapkan oleh tenaga kesehatan, terutama perawat dan bidan, untuk membantu mengurangi kecemasan pada ibu hamil dan ibu pasca persalinan. Dengan penerapan strategi yang tepat, diharapkan kesehatan mental ibu dapat lebih terjaga, sehingga berdampak positif pada kesejahteraan bayi dan keluarga secara keseluruhan. Bagaimana sister apakah sudah dapat dipahami nah selanjutnya jika sister yang hamil dapat melakukan praktik tersebut ya. Informasi menarik lainnya sister dapat follow instagram @menujuduagaris.id
Referensi
- Domínguez-Solís, E., Lima-Serrano, M., & Lima-Rodríguez, J. S. (2021). Non-pharmacological interventions to reduce anxiety in pregnancy, labour and postpartum: A systematic review. Midwifery, 102, 103126.
- https://www.alomedika.com/penatalaksanaan-nonfarmakologis-untuk-gangguan-kecemasan

Sindrom ovarium polikistik (PCOS) merupakan gangguan kompleks yang mempengaruhi kesehatan reproduksi dan metabolisme. Bahkan kondisi ini mempengaruhi sekitar 4%–20% perempuan usia reproduksi di seluruh dunia. Wah banyak juga ya? apakah sister termasuk salah satu penyebab dari banyaknya kasus infertilitas. Meski dalam pembahasan sebelumnya sudah beberapa kali menyinggung persoalan PCOS, kali ini kita ingin membahas dari sisi paparan lingkungan.
Paparan Lingkungan dan PCOS
Ternyata selama beberapa dekade, berbagai penelitian telah mengaitkan paparan racun lingkungan dengan perkembangan PCOS. Bahan kimia pengganggu endokrin (endocrine-disrupting chemicals/EDCs) dapat mengganggu jalur pensinyalan neuroendokrin dan metabolisme, yang berkontribusi terhadap ketidakseimbangan hormonal dalam tubuh. Zat-zat seperti bisphenol A (BPA), ftalat, dan pestisida sering kali ditemukan dalam produk plastik, kosmetik, dan makanan olahan, yang dapat meningkatkan risiko PCOS dengan mempengaruhi regulasi hormon reproduksi.
Selain lingkungan pola makan yang tidak sehat, terutama konsumsi makanan ultra-olahan yang tinggi lemak trans dan memiliki indeks glikemik tinggi, turut berperan dalam perkembangan PCOS. Pola makan seperti ini dapat menyebabkan resistensi insulin, yang merupakan salah satu faktor utama dalam sindrom metabolik yang sering dikaitkan dengan PCOS. Resistensi insulin mengarah pada peningkatan produksi hormon androgen, yang memperburuk gejala PCOS seperti jerawat, pertumbuhan rambut berlebih, dan gangguan ovulasi.
Selain itu, gaya hidup yang tidak aktif juga menjadi faktor risiko yang signifikan. Kurangnya aktivitas fisik memperburuk resistensi insulin, meningkatkan berat badan, dan memperburuk ketidakseimbangan hormonal pada perempuan dengan PCOS.
Disisi lain tingkat kejadian PCOS juga dipengaruhi oleh status sosial ekonomi dan faktor geografis. Perempuan dari latar belakang sosial ekonomi yang lebih rendah cenderung memiliki akses yang lebih terbatas terhadap makanan sehat, fasilitas olahraga, serta layanan kesehatan yang memadai. Hal ini dapat memperburuk kondisi PCOS karena kurangnya kesadaran dan penanganan dini. Selain itu, faktor geografis seperti perbedaan pola makan, tingkat polusi, dan paparan bahan kimia lingkungan juga berperan dalam variasi kejadian PCOS di berbagai wilayah.
Setelah memahami faktor tersebut, kita bisa tahu bahwasanya PCOS adalah sindrom multifaktorial yang kompleks dengan berbagai faktor penyebab, mulai dari paparan bahan kimia lingkungan, pola makan dan gaya hidup, hingga faktor sosial ekonomi dan geografis. Sehingga baik sister dan paksu bahwa Kesadaran akan faktor-faktor ini penting dalam memahami mekanisme perkembangan PCOS serta dalam menemukan pendekatan pengobatan yang lebih tepat guna. Untuk informasi menarik lainnya sister dapat follow Instagram @menujuduagaris.id
Referensi
- Sharma, I., Dhawan, C., Arora, P., Chandel, P., & Bhattacharjee, S. Role of Environmental Factors in PCOS Development and Progression. In Herbal Medicine Applications for Polycystic Ovarian Syndrome (pp. 281-300). CRC Press.
- https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC6883751/

Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS) adalah salah satu gangguan endokrin yang paling umum terjadi pada perempuan usia reproduksi. Gangguan ini ditandai oleh ketidakseimbangan hormon, menstruasi tidak teratur, dan adanya kista pada ovarium. Namun, dampaknya tidak hanya terbatas pada aspek fisik atau biologis, tetapi juga berpengaruh pada kondisi psikologis.
PCOS sering kali menimbulkan tekanan emosional pada sister, dan penting untuk memahami bahwa selain dampak fisik, gangguan ini juga memiliki implikasi yang signifikan terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan sosial. Untuk itu MDG kali ini akan membahas lebih dalam mengenai hubungan antara PCOS dan kesehatan mental.
Memahami PCOS dan Kesehatan Mental
PCOS merupakan kondisi kesehatan yang kompleks dan tidak terbatas hanya pada masalah ginekologis. Sebagai gangguan endokrin, PCOS melibatkan ketidakseimbangan hormon, terutama kelebihan androgen, resistensi insulin, dan gangguan ovulasi.
Secara klinis, PCOS didiagnosis berdasarkan kriteria Rotterdam, yang mencakup:
- Hiperandrogenisme (kelebihan hormon androgen yang dapat menyebabkan jerawat, pertumbuhan rambut berlebih, atau kebotakan pola pria)
- Gangguan ovulasi (siklus menstruasi tidak teratur atau tidak adanya ovulasi)
- Ovarium polikistik (adanya banyak folikel kecil dalam ovarium yang terdeteksi melalui USG)
Meskipun konsekuensi fisik dari PCOS telah banyak diteliti, dampaknya terhadap kesehatan mental masih sering diabaikan. Penelitian yang berjudul “The Invisible Struggle: The Psychosocial Aspects of Polycystic Ovary Syndrome” menemukan bahwa PCOS tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga meningkatkan risiko depresi, kecemasan, dan penurunan kualitas hidup secara keseluruhan.
Mengapa PCOS Berdampak pada Kesehatan Mental?
- Stigmatisasi dan Kesalahpahaman Sosial Banyak mitos dan stereotip yang berkembang di masyarakat tentang PCOS, seperti anggapan bahwa PCOS hanya berkaitan dengan kesuburan atau disebabkan oleh pola hidup yang buruk. Kesalahpahaman ini dapat menyebabkan stigma dan diskriminasi, yang membuat penderita merasa semakin terisolasi dan kurang dipahami.
- Tekanan Sosial dan Budaya Dalam beberapa budaya, standar mengenai kesuburan, citra tubuh, dan peran gender dapat semakin memperburuk dampak psikologis PCOS. Ekspektasi sosial mengenai feminitas dan kemampuan reproduksi seringkali menambah beban emosional, membuat penderita merasa kurang berharga atau tidak sesuai dengan norma yang ada.
- Gangguan Hormonal dan Pengaruhnya pada Mood Kadar hormon yang tidak seimbang pada penderita PCOS dapat memengaruhi keseimbangan neurotransmitter dalam otak, yang berperan dalam mengatur emosi dan suasana hati. Hiperandrogenisme dan resistensi insulin juga dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan suasana hati seperti depresi dan kecemasan.
- Perubahan Citra Diri dan Kepercayaan Diri Gejala PCOS seperti peningkatan berat badan, jerawat, dan pertumbuhan rambut berlebih dapat berdampak pada citra diri dan kepercayaan diri seseorang. Banyak perempuan dengan PCOS merasa tidak nyaman dengan perubahan fisik yang terjadi, yang pada akhirnya dapat menurunkan kesejahteraan emosional mereka.
PCOS bukan hanya masalah kesehatan fisik, tetapi juga berpengaruh besar terhadap kesehatan mental. Tekanan sosial, stigma, serta perubahan hormonal yang menyertainya dapat meningkatkan risiko gangguan psikologis seperti kecemasan dan depresi. Oleh karena itu, pendekatan terhadap PCOS harus bersifat holistik, tidak hanya berfokus pada aspek medis, tetapi juga memperhatikan dampak psikososialnya.
Bagi sister yang merasa tertekan akibat PCOS, penting untuk mencari dukungan, baik dari tenaga medis maupun dari komunitas yang memahami perjuangan ini. Jangan ragu untuk berbicara dan mencari solusi yang tepat demi kesejahteraan fisik dan mental yang lebih baik. Informasi menarik lainnya sister dapat follow Instagram @menujuduagaris.id
Referensi:
- Dewani, D., Karwade, P., & Mahajan, K. S. (2023). The Invisible Struggle: The Psychosocial Aspects of Polycystic Ovary Syndrome. Cureus, 15(12).
- Karsten, M. D. A., Wekker, V., Groen, H., Painter, R. C., Mol, B. W. J., Laan, E. T. M., … & Hoek, A. (2021). The role of PCOS in mental health and sexual function in women with obesity and a history of infertility. Human Reproduction Open, 2021(4), hoab038.

Sister dan paksu adakah yang sudah merencanakan program IVF? atau masih mempertimbagkan banyak hal sebelum memutuskan untuk bayi tabung. Wah pasti sudah banyak informasi yang sudah dicari? salah satunya metode yang ada dalam setiap proses IVF, agar tidak sampai salah, seperti mempertimbangkan PIEZO-ICSI. MDG akan menjelaskan lebih lanjut dalam pembahasan topik kali ini. Baca sampai habis ya
Bagaimana prosedur ICSI dilakukan?
Tahapan dari ICSI berupa, telur yang telah matang akan dipegang menggunakan pipet khusus untuk mengambil sperma, digunakan jarum yang sangat halus, tajam, dan berongga. Jarum kemudian dimasukkan melalui cangkang telur dan sitoplasma telur. Sperma selanjutnya akan disuntikkan ke sitoplasma, kemudian jarum akan dikeluarkan kembali. Pada hari berikutnya, dokter akan melihat apakah pembuahan telah terjadi.
Nah tahapan yang krusial itu kemudian menimbulkan banyak metode terbaru terutama dalam proses pemindahan telur. karena akibat dari ini bisa fatal seperti cacat lahir dan kerusakan pada telur. Lalu ada ngga si metode terbaru yang digunakan oleh dokter untuk menangani proses yang krusial tersebut, salah satunya adalah dapat menggunakan PIEZO-ICSI.
Mengapa memilih metode PIEZO-ICSI?
PIEZO-ICSI adalah teknik ICSI canggih yang meminimalkan kerusakan telur dan meningkatkan tingkat pembuahan telur dibandingkan dengan ICSI konvensional. Sampai saat ini, penelitian menunjukkan bahwa PIEZO-ICSI memiliki tingkat degenerasi telur terendah (1%) dan tingkat pembuahan tertinggi (89%).
Kemudian jika dibandingkan dengan ICSI konvensional, PIEZO-ICSI menggunakan ujung injeksi yang lebih halus dan lebih tumpul daripada tajam, sehingga kemungkinan kerusakan telur berkurang.
Bahkan sebuah temuan penelitian dengan judul “PIEZO-ICSI increases fertilization rates compared with standard ICSI: a prospective cohort study” yang menemukan bahwa PIEZO-ICSI meningkatkan tingkat pembuahan secara signifikan, sehingga meningkatkan jumlah embrio yang tersedia untuk kriopreservasi dibandingkan dengan ICSI standar.
Meski demikian dalam proses pemilihan program, sister dan paksu harus tetap memastikan berkonsultasi kepada dokter untuk meningkatkan keberhasilan dan meminimalkan risiko sebelum memilih dan menjalani prosedur ini. Untuk informasi menarik lainnya sister dapat follow Instagram @menujuduagaris.id
Referensi
- https://www.alphafertilitycentre.com/id/teknologi/piezo-icsi-2#:~:text=Apa%20itu%20PIEZO%2DICSI,sehingga%20kemungkinan%20kerusakan%20telur%20berkurang.
- https://www.klikdokter.com/info-sehat/reproduksi/mengenal-metode-icsi-untuk-meningkatkan-peluang-punya-anak
- Zander-Fox, D., Lam, K., Pacella-Ince, L., Tully, C., Hamilton, H., Hiraoka, K., … & Tremellen, K. (2021). PIEZO-ICSI increases fertilization rates compared with standard ICSI: a prospective cohort study. Reproductive biomedicine online, 43(3), 404-412.

Bagi sister dan paksu yang sedang mengalami infertilitas, dan akan segera membuat keputusan untuk program. Baik secara alami maupun berbantuan, jangan lupa untuk memahami mulai dari perbedaan dan bagaimana temuan-temuan dengan kasus yang serupa agar menjadi pendukung dalam mempertimbangkan. MDG akan menjelaskan bagaimana prosedur yang paling umum digunakan yaitu IVF dan ICSI
Tentang Prosedur IVF dan ICSI
IVF singkatan dari ‘fertilisasi in-vitro’ dan ICSI ‘injeksi sperma intrasitoplasma’. Kedua perawatan ini hadir sebagai konsepsi berbantuan. Pada prosedur IVF melibatkan pengambilan sel telur dari pasien wanita menggunakan jarum yang dimasukkan melalui vagina dan ke dalam setiap ovarium di bawah bimbingan USG. Prosedur ini dilakukan dengan sedasi jadi tidak akan merasakan sakit apa pun. Sel telur kemudian dicampur dengan sperma dalam cawan laboratorium, dan diperiksa setelah 16-20 jam untuk melihat apakah sperma telah membuahi sel telur secara alami. Jika perawatan berhasil, sel telur yang telah dibuahi akan berkembang di laboratorium selama dua hingga lima hari sebelum dipindahkan ke rahim.
Sedangkan ICSI atau intracytoplasmic sperm injection adalah prosedur penyuntikan satu sperma hidup ke pusat sel telur (sitoplasma) yang telah matang. Prosedur ini dilakukan bertujuan untuk meningkatkan peluang keberhasilan In Vitro Fertilization (IVF) atau bayi tabung. Prosedur ICSI ini dilakukan ketika IVF konvensional tidak membuahkan hasil yang maksimal.
Kapan ICSI digunakan?
Pada sebuah penelitian dengan judul “Opportunities and Limits of Conventional IVF versus ICSI: It Is Time to Come off the Fence” menunjukkan bagaimana metode Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI) semakin banyak digunakan, termasuk pada kasus infertilitas yang bukan disebabkan oleh faktor laki-laki. Salah satu alasan utama adalah untuk mengurangi risiko kegagalan fertilisasi total (total fertilization failure atau TFF), yaitu kondisi ketika sel telur tidak berhasil dibuahi. TFF sendiri merupakan hasil yang sangat mengecewakan, baik bagi pasien maupun tenaga medis, dengan resiko terjadi sekitar 5-20% dalam siklus IVF konvensional (c-IVF).
Dari penjelasan singkat tersebut, bagaimana memahami prosedur In Vitro Fertilization (IVF) dan Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI) menjadi penting sebelum memulai program kehamilan berbantuan. Setiap metode memiliki kelebihan, kekurangan, dan indikasi khusus yang perlu disesuaikan dengan kondisi sister dan paksu. Sehingga konsultasi dengan tenaga medis yang kompeten sangat dianjurkan untuk menentukan metode yang paling sesuai, sehingga peluang keberhasilan dapat dimaksimalkan. Yuk ambil langkah sister dan paksu, bisa dengan mengikuti forum Morula Fertility Bootcamp yang akan MDG adakan untuk PDG di februari mendatang. Informasi lainnya dapat sister dan paksu akses di Instagram kami @menujuduagaris.id
Referensi
- https://www.morulaivf.co.id/id/blog/apa-itu-icsi-dan-bagaimana-prosedur-ini-dilakukan/
- https://www.fertility-academy.co.uk/blog/whats-the-difference-between-ivf-and-icsi/
- Balli, M., Cecchele, A., Pisaturo, V., Makieva, S., Carullo, G., Somigliana, E., … & Vigano’, P. (2022). Opportunities and limits of conventional IVF versus ICSI: it is time to come off the fence. Journal of Clinical Medicine, 11(19), 5722.

Ternyata banyak dari kasus infertilitas pria yang disebabkan oleh DNA fragmentasi. Hal ini berkaitan dengan kerusakan pada sperma. KIra-kira apa saja ya penyebabnya? dan bagaimana cara untuk menyeleksi sperma yang dianggap berkualitas? MDG akan lebih lanjut membahas untuk sister dan paksu. Baca sampai habis ya!
Mengapa terjadi DNA Fragmentasi?
Fragmentasi DNA sperma, atau fragmentasi sperma, mengacu pada lesi, kerusakan, atau patahan pada materi genetik sperma, dan merupakan salah satu penyebab utama infertilitas pria. Penyebab fragmentasi DNA ini terbagi menjadi dua yaitu bersifat intrinsik, karena pematangan sperma yang tidak sempurna atau perubahan genetik, atau eksternal atau eksentrik karena kerusakan yang disebabkan oleh kemoterapi, penyakit inflamasi akut dan kronis, dan lain-lain.
Proses kerusakan di bayangkan melalui skema berikut, bahwa DNA sperma dililitkan di sekitar protein histon yang digantikan oleh protamin dasar untuk kondensasi selama spermatogenesis, dimana tekanan torsional DNA untai ganda menghasilkan torehan, yang kemudian dipulihkan dengan penataan ulang kromatin yang tepat. Di suatu tempat, jika torehan ini tidak diperbaiki dengan benar, hal itu dapat mengakibatkan fragmentasi DNA dan infertilitas pada pria.
Ada dua perbedaan faktor penyebab DNA Fragmentasi, pertama adalah intrinsik dan kedua adalah eksintrik. Pada faktor intrinsik diantaranya adalah Defisiensi rekombinasi selama spermatogenesis, Pematangan Spermatid yang Tidak Normal, Rasio Protamin I dan II, Stres Oksidatif, Varikokel, Infeksi Saluran Genital dan umur seseorang.
Sedangkan pada faktor eksintrik diantaranya adalah Periode Pantang, Selang Waktu dari Ejakulasi, Suhu Penyimpanan dan Kriopreservasi, Storage Temperature and Cryopreservation, dan faktor lainnya. Dalam proses kehamilan jika ada pasangan yang kemudian di diagnosa kerusakan pada sperma, maka hal yang dapat dilakukan untuk keberhasilan program dapat melakukan MACS
Magnetic-activated Cell Sorting (MACS)
MACS (Magnetic Activated Cell Sorting) adalah teknik immunomagnetic yang memungkinkan pemilihan spermatozoa yang tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan atau kematian sel (disebut apoptosis), dan karena itu mempertahankan seluruh DNA mereka tetap utuh.
Kualitas air mani merupakan faktor krusial dalam mencapai kehamilan, karena mempengaruhi pembuahan dan kualitas embrio selanjutnya. Sperma yang rusak ini dapat dikeluarkan dari sampel menggunakan teknik ini karena membrannya mengandung penanda yang dapat dideteksi, sehingga diperoleh fraksi yang bebas dari penanda tersebut dan, oleh karena itu, memiliki kualitas yang lebih baik. selanjutnya sister dan paksu tetap harus skeptis terhadap kasus infertilitas. Terutama pada sperma yang mengalami kerusakan. Informasi menarik lainnya dapat follow Instagram @menujuduagaris.id.
Referensi
- https://www.topdoctors.co.uk/medical-dictionary/sperm-dna-fragmentation
- https://dralexpolyakov.com.au/sperm-dna-damage-fragmentation-problems-that-evade-the-eyes/
- https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC11152411/