Artikel Informasi Untuk Pejuang Dua Garis

Halo, Sister dan Paksu! Are you ready?
Kami, Menuju Dua Garis, dengan bangga menyapa kalian di tahun 2025 dengan kabar bahagia! Mizz Rosie, selaku founder Menuju Dua Garis, kembali menghadirkan Fertility Bootcamp. Bootcamp ini dirancang dengan harapan besar untuk membantu Sister dan Paksu mendapatkan akses informasi yang valid dan terpercaya langsung dari dokter spesialis. Bahkan, bootcamp ini juga dapat membantu memberikan gambaran yang lebih mendalam sesuai dengan kasus yang dihadapi oleh setiap pasangan.
Tahun ini, kami akan kembali hadir untuk menemani Sister dan Paksu dalam kegiatan bootcamp yang seru banget! Kenapa? Karena acara ini dilakukan secara online, sehingga kalian bisa mengikutinya dari mana saja. Cukup akses dari rumah, tapi pengetahuan yang didapatkan akan sangat melimpah dan bermanfaat!
Penasaran kan, siapa saja dokter yang akan bergabung di Fertility Bootcamp 2025? Kali ini, kami dari Menuju Dua Garis (MDG) berkolaborasi dengan Morula IVF untuk mendukung perjuangan para Pejuang Dua Garis. Dokter-dokter yang kami pilih adalah para ahli dari Morula IVF, yang telah diakui sebagai salah satu pusat fertilisasi terbaik di Indonesia.
Tahukah Sister dan Paksu? Berdasarkan data dari Perhimpunan Fertilisasi in Vitro Indonesia (PERFITRI) tahun 2020, 1 dari 2 bayi tabung yang lahir di Indonesia adalah bayi Morula IVF. Hingga saat ini, Morula IVF telah menangani lebih dari 150.000 pasien. Dengan fasilitas yang lengkap, mulai dari tracking cycle hingga cryo-shipping embryo/sperm, dan tim dokter spesialis yang sangat kompeten, Morula adalah mitra yang tepat untuk mendukung perjalanan kalian menuju dua garis.
Jadi, tunggu apa lagi? Acara ini menawarkan banyak manfaat, salah satunya adalah personalisasi kasus! Kami akan menyesuaikan setiap sesi dengan kasus unik yang Sister dan Paksu miliki. Bayangkan, kalian akan berkesempatan berdiskusi langsung dengan dokter-dokter ahli dari Morula dalam suasana yang hangat dan menyenangkan. Dan Masih banyak lagi benefit yang bakalan kalian dapatkan, salah satunya IVF gratis!
Kami sangat antusias untuk bertemu kalian di Fertility Bootcamp 2025! Jangan lupa untuk terus pantau informasi terbaru di Instagram kami @menujuduagaris.id, karena semua pengumuman akan kami sampaikan di sana.
See you soon, Pejuang Dua Garis!

Tahukah sister jika selama kehamilan, tubuh akan mengalami peningkatan metabolisme tubuh dan peningkatan sekresi hormon-hormon demi memenuhi kebutuhan janin intrauterin, dan salah satu hormon yang meningkat adalah hormon tiroid. Bagaimana jika hormon ini meningkat berlebih apakah akan berdampak pada kehamilan, MDG akan menjabarkan lebih lanjut. Baca sampai habis ya!
Memahami Hormon Tiroid dan hipotiroid
Selama kehamilan terjadi peningkatan metabolisme tubuh dan peningkatan sekresi hormon untuk memenuhi kebutuhan intrauterine dimana salah satu hormon tersebut adalah hormon tiroid. Tentu hormon ini memiliki fungsi, salah satunya adalah untuk perkembangan normal otak dan sistem saraf bayi. Dimana selama trimester pertama, janin bergantung pada suplai hormon tiroid ibu. Kemudian pada sekitar 12 minggu, kelenjar tiroid janin mulai bekerja sendiri, tetapi kelenjar tiroid belum menghasilkan hormon tiroid yang cukup pada 18 hingga 20 minggu kehamilan.
Sedangkan hipertiroid pada kehamilan didefinisikan sebagai peningkatan kadar hormon tiroid yaitu T4 bebas (fT4) atau T4 dan penurunan kadar thyroid stimulating hormone (TSH), tanpa disertai peningkatan serum autoimunitas tiroid (TRab). Hipotiroid hadir sebagai sebuah kelainan yang membuat metabolisme tubuh melambat.
Berdasarkan guideline American Thyroid Association, kehamilan dapat mempengaruhi hormon tiroid dan disfungsi tiroid yang tidak terobati (hipertiroid atau hipotiroid) hal ini berhubungan dengan peningkatan komplikasi dan luaran yang buruk.
Fakta Ibu Hamil dan Hormon Tiroid
Sedikitnya 2–3% wanita mengalami gangguan fungsi tiroid dan sekitar 10% mengalami penyakit tiroid autoimun walaupun eutiroid. Penelitian lain menunjukan bahwa hipertiroid terjadi pada 2–17 dalam 1000 kelahiran dan 1–3% diantaranya merupakan kasus hipertiroid. Selama masa kehamilan, akan terjadi pembesaran ukuran kelenjar tiroid sebesar 10–40% dan sekresi thyroxine (T4) dan triiodothyronine (T3) meningkat sebesar 50%.
Sebelum mengetahui itu semua maka diperlukan pemeriksaan lebih lanjut, American Thyroid Association (ATA) merekomendasikan untuk melakukan pemeriksaan TSH, FT4 beserta dengan penanda tiroid autoimun seperti anti-TPO pada ibu hamil terutama pada trimester pertama, guna mendeteksi gangguan fungsi tiroid pada ibu sedini mungkin. Terdeteksinya gangguan tiroid yang disertai dengan hasil anti-TPO positif pada ibu hamil perlu menerima pengobatan salah satunya dengan terapi levothyroxine.
Bagaimana sister yang sedang hamil, apakah akan membayangkan untuk melakukan tes tersebut? iya dan tidaknya tetap membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut ya! hal ini dapat dikonsultasikan melalui dokter sister dan paksu. Untuk informasi menarik lainnya soster dan paksu dapat follow Instagram @menujudagaris.id
Referensi
- Suparman, E. (2021). Hipertiroid dalam Kehamilan. e-CliniC, 9(2), 479-485.
- Anggraeni, R., & EM, T. A. (2022). Manajemen Hipertiroid pada Kehamilan. Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia, 5(2), 127-34.
- https://prodia.co.id/id/artikel-detail/hipotiroid-pada-ibu-hamil-dapat-berakibat-fZ5bvA

Sister dan paksu apakah familiar dengan bahasa ilmiah satu ini ya yang berkaitan dengan “Mikrodelesi kromosom Y AZFb” yang perlu sister tahu pada salah satu jenis kelainan genetik pada kromosom Y yang berhubungan dengan masalah kesuburan pria, terutama yang mengalami azoospermia (tidak adanya sel sperma dalam ejakulasi) atau oligospermia (jumlah sperma yang sangat rendah). MDG akan membahas lebih lanjut pada artikel saat ini, Baca sampai habis ya!
Pahami Struktur Mikrodelesi kromosom Y
Yang perlu diketahui bahwasanya masalah infertilitas laki-laki sering terjadi karena adanya gangguan pada kromosom Y. Paksu perlu memahami struktur kromosom Y mempunyai Pseudoautosomal Region (PAR) pada kedua ujung lengannya. PAR1 terletak di ujung lengan pendek (Yp) dan PAR2 di ujung lengan panjang (Yq).
PAR berfungsi untuk berpasangan dengan kromosom X pada waktu meiosis. Selain PAR, terdapat juga bagian yang disebut Non Recombining Region of The Y Chromosome (NRY), yang memiliki bagian penting yaitu Gen Sex Determining Region (SRY) dan Gen Azoospermia Factor (AZF).
Gen SRY menentukan inisiasi perkembangan testis pada masa embrio, terletak di Yp dan berbatasan dengan PAR1. Gen AZF adalah gen yang terletak pada kromosom Y lengan panjang regio 1 band 1 (Yq11). Gen ini memiliki 3 subregio atau daerah yang dipetakan yaitu AZFa (proksimal), AZFb (sentral), AZFc (distal). Gen AZF berfungsi untuk mengatur spermatogenesis. Gen AZF terletak di zona kromatin Yq dan mengalami delesi de novo yang tidak tampak pada tingkat sitogenetik (mikrodelesi) pada penderita azoospermia.
Setelah memahami struktur tersebut, maka sangat jelas bukan jika ada kesalahan pada kromosom Y maka akan sangat berhubungan sangat kuat dengan masalah kesuburan pria, seperti berdampak pada azoospermia (tidak adanya sel sperma dalam ejakulasi) atau oligospermia (jumlah sperma yang sangat rendah).
Hubungan Azoospermia dan Analisis Mikrodelesi Kromosom Y
Dalam sebuah penelitian dengan judul “Analisis mikrodelesi kromosom Y pada pria azoospermia di Indonesia” Dari 35 sample pria dengan azoospermia terdeteksi dua orang (5,7%) yang mengalami mikro delesi pada kromosom Y (Yq). Mikrodelesi yang terdeteksi dengan enam STS adalah satu orang mengalami delesi pada sY84 (subregio AZFa) dan RBMYI (subregion AZFb), dan satu orang mengalami delesi pada sY254 dan sY255 (subregio AZFc).
Melihat temuan tersebut, menunjukkan bahwa pemeriksaan kromosom Y sangat penting, karena berpengaruh sangat besar pada infertilitas pria. Meski demikian sister dan paksu tetap harus melakukan konsultasi pada dokter dan berupaya untuk memahami lebih detail kandungan setelah mendapatkan hasilnya. Informasi menarik lainnya sister dan paksu dapat follow Instagram @menujuduagaris.id
Referensi
- Larasati, M. D., & Lestari, S. W. (2017). Azoospermia: Suatu Tinjauan Genomik. eJournal Kedokteran Indonesia, 5(2).
- https://library.unimed.ac.id/index.php?p=show_detail&id=49601
- https://library.unimed.ac.id/index.php?p=show_detail&id=49601

Pada umumnya sistem imun yang membentuk antibodi itu berdampak bagus pada tubuh, tapi beda dengan sistem imun yang membentuk antibodi anti sperma yang justru menyebabkan infertilitas. Wah mengapa ini terjadi dan bagaimana tubuh dengan keadaan ini? MDG akan membahas lebih lanjut baca sampai habis ya!
Apa itu antibodi antisperma
Antibodi antisperma adalah antibodi yang keliru menyerang sperma. Antibodi ini dikenal juga sebagai antisperm antibodies atau ASA.
Antibodi antisperma adalah imunoglobulin. Imunoglobulin adalah protein yang terdapat dalam darah yang berfungsi untuk mengidentifikasi dan menetralkan zat asing. Pada manusia, terdapat lima jenis imunoglobulin, yang diklasifikasikan ke dalam lima kelompok tergantung pada area tempat ditemukannya dan antigen yang dapat dikenali.
Imunoglobulin diklasifikasikan sebagai IgA, IgD, IgE, IgG, dan IgM. Ig merujuk pada kata imunoglobulin dan huruf yang ditetapkan untuk isotipe. Secara khusus, antibodi antisperma termasuk dalam isotipe IgA dan IgG. Bagaimana keadaan ini berdampak pada infertilitas?
ASA dan Hubungannya dengan Infertilitas?
Antibodi antisperma (ASA) adalah protein sistem imun yang dapat berkembang dalam tubuh pria atau wanita untuk menargetkan dan membunuh sperma. Kondisi ini juga dikenal sebagai infertilitas imunologis dan dapat membuat pasangan tidak mungkin memiliki anak.
Pria umumnya mengembangkan antibodi antisperma dari kondisi peradangan pada saluran reproduksi.
Penyebab dari keadaan ini bahwa Sekitar 8-10% pria mengembangkan kondisi autoimun dalam darah atau cairan mani setelah infeksi prostat, paparan logam berat, torsi, kanker testis, vasektomi, atau cedera pada testis. Para ilmuwan juga menyarankan bahwa stres oksidatif dapat menjadi penyebab yang mendasari infertilitas imun.
Lalu bagaimana cara perempuan merespon keadaan tersebut? Ternyata perempuan dapat mengembangkan resistensi terhadap sperma sebagai respons terhadap reaksi alergi terhadap air mani. Jika ini terjadi, sel-sel sistem imun dalam vagina wanita dapat mengidentifikasi sperma sebagai penyerang dan memicu respons imun terhadapnya.
Jika di antara sister dan paksu mengalami diagnosis ini, maka akan ada banyak solusi yang ditawarkan untuk menanggulangi, mulai dari pencucian sperma, IUI, IVF dan lain-lain, namun tetap saja semua keputusan harus sesuai dengan arahan dokter dan usahakan untuk memahami apa yang sedang terjadi. Sister dan paksu juga mulai berhati-hati dengan lebih skeptis pada pola hidup dan potensi yang dapat melukai testis. Informasi menarik lainnya sister dan paksu dapat akses di Instagram kami @menujuduagaris.id
Referensi

Dari banyak hormon yang berpengaruh pada reproduksi seperti estrogen, progesteron atau beta -hCG (human chorionic gonadotropin) ada satu hormon yang jarang dibahas hal ini berkaitan dengan hormon anti-mullerian hormone (AMH) hormon ini menjadi tolak ukur untuk mengetahui jumlah sel telur tersisa yang dimiliki seorang wanita. Untuk itu MDG akan menjelaskan lebih lanjut bagaimana hormon ini bekerja pada reproduksi pada perempuan. Baca sampai habis ya!
Apa itu anti-mullerian hormone (AMH)
Hormon Anti-Müllerian (AMH, juga disebut Müllerian inhibiting substance-MIS) adalah glikoprotein homodimeric yang termasuk dalam superfamili transforming growth factor-β (TGFβ).
AMH terlibat dalam perkembangan folikel ovarium dan mempengaruhi aksis hipotalamus-hipofisis-gonad (HPG) pada berbagai tahap perkembangan. Secara bersamaan, regulasi produksi AMH bergantung pada banyak sinyal intraseluler dan ekstraseluler. Salah satunya mungkin berasal dari oosit, yang merangsang sekresi AMH dengan melepaskan faktor diferensiasi pertumbuhan 9 (GDF9) dan faktor morfogenetik tulang 15 (BMP15)
Tes AMH untuk Deteksi Infertilitas
Anti mullerian hormone (AMH) merupakan suatu tes yang berperan penting dalam perkembangan organ intim bayi selama di dalam kandungan. Bahkan kandungan AMH berbeda dengan yang dibutuhkan laki-laki dan perempuan.
Pada laki-laki kadar AMH lebih tinggi, sedangkan pada bayi perempuan hanya membutuhkan AMH dalam jumlah kecil untuk perkembangannya.
Kemudian dari mana hormon ini dihasilkan, pada wanita, sel-sel di dalam folikel ovarium menghasilkan AMH. Folikel sendiri merupakan kantung kecil berisi cairan di ovarium yang menampung dan melepaskan sel telur.
Pada kasus infertilitas seperti PCOS misalnya, ia juga dapat ditandai dengan peningkatan jumlah folikel pada semua tahap pertumbuhan, terutama terlihat pada folikel preantral dan antral kecil, serta peningkatan kadar serum Hormon Anti-Müllerian (AMH). Karena korelasi yang kuat antara kadar AMH yang bersirkulasi dan jumlah folikel antral pada ultrasonografi, Hormon Anti-Müllerian juga berfungsi sebagai penanda alternatif disfungsi ovulasi pada PCOS.
Ternyata banyak banget fungsi ketika kita melakukan tes AMH, tidak hanya pada reproduksi tapi juga berfungsi pada banyak hal. Sehingga tidak ada salahnya jika sister dan paksu melakukan tes ini. Informasi menarik lainnya sister dan paksu dapat akses di Instagram kami @menujuduagaris.id.
Referensi
- Rudnicka, E., Kunicki, M., Calik-Ksepka, A., Suchta, K., Duszewska, A., Smolarczyk, K., & Smolarczyk, R. (2021). Anti-Müllerian hormone in pathogenesis, diagnostic and treatment of PCOS. International journal of molecular sciences, 22(22), 12507.
- https://www.halodoc.com/kesehatan/tes-amh-anti-mullerian-hormone?srsltid=AfmBOorT258Hbgp1ub0O38KjoQ1rwnLj9uXE650f-Zez6Jtkn3_FvwfO

Tentu banyak sekali cara terutama yang direkomendasikan pada orang tua yang sedang menjadi pejuang dua garis. Baik dari gaya hidup kemudian pola makan dan juga alat berbatu seperti program fertilisasi in vitro (IVF). Melihat soal pola makan apakah sister dan paksu pernah mendengar apa yang disebut dengan nutraceuticals? jika belum MDG kali ini akan membahas lebih lanjut dan hubungannya dengan kesehatan reproduksi. Baca sampai habis ya!
Apa yang dimaksud dengan Nutraceutical
Nutraceutical didefinisikan sebagai zat apa pun yang merupakan makanan atau bagian dari makanan, dengan manfaat kesehatan, selain nilai gizi dasar yang ditemukan dalam makanan. Selama beberapa tahun terakhir, nutraceutical menarik minat yang besar karena kandungan gizinya yang potensial, keamanannya, dan efek terapeutiknya.
Nutraceutical telah terbukti mengatur banyak proses biologis, termasuk hipoksia, stres oksidatif, peradangan, proliferasi sel, fibrosis, apoptosis, penuaan sel, angiogenesis, migrasi, dan metabolisme, dll. Oleh karena itu, nutraceutical dapat digunakan untuk meningkatkan kesehatan, dan mencegah penyakit inflamasi kronis.
Nutraceutical dan Hubungannya dengan Reproduksi
Pada Kesehatan reproduksi mengacu pada kondisi sistem reproduksi wanita yang meliputi ovarium, rahim, dan kelenjar penghasil hormon (seperti kelenjar pituitari di otak). Penggunaan nutraceutical meningkat drastis untuk gangguan reproduksi karena semakin banyaknya bukti manfaat klinis.
Bahkan dalam kasus lebih spesifik dalam sebuah penelitian dengan judul “ Efficacy of optimal nutraceutical combination in treating PCOS characteristics: an in-silico assessment” menemukan terhadap penilaian individu tentang penggunaan nutraceutical dan mengungkapkan diantara tujuh senyawa ada satu yang dianggap paling ampuh. Ia adalah Myo-inositol diantara senyawa-senyawa yang paling efektif dalam meringankan karakteristik PCOS. Analisis populasi in-silico menunjukkan bahwa kombinasi melatonin dan ALA bersama dengan myo-inositol berkhasiat dalam memulihkan keseimbangan hormon di seluruh kelompok usia dan kategori Indeks Massa Tubuh (IMT).
Senyawa Myo-inositol dan Reproduksi
Myo-inositol adalah senyawa organik yang berperan dalam reproduksi manusia. Myo-inositol berperan dalam pematangan oosit, perkembangan embrio, dan meningkatkan kualitas sperma.
Inositol ini juga disebut sebagai vitamin B8 yang secara alami bisa ditemukan dalam makanan dengan golongan buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Selain dari makanan, tubuh juga bisa menghasilkan inositol dari karbohidrat yang kamu makan.
Bagaimana apakah sister sudah mulai memahami bagaimana pengaruh nutraceutical? ternyata nutrisi juga memiliki banyak manfaat dan dapat dipersonalisasi lagi, disesuaikan dengan kasus reproduksi tubuh. Meski demikian sister dan paksu tetap harus konsultasi dengan dokter dan ahli gizi. Informasi menarik lainnya sister dan paksu mdapat follow Instagram @menujuduagaris.id
Referensi

Epigenetik, sebagai cabang ilmu yang mempelajari perubahan ekspresi genetik yang tidak melibatkan perubahan urutan DNA, menunjukkan bahwa faktor lingkungan dan perilaku orang tua, khususnya ayah, dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan keturunan. MDG akan menjelaskan sedikit dari pembahasan apa yang dimaksud dengan peran yang begitu dahsyat dari epigenetik. Baca sampai habis ya!
Apa yang dimaksud dengan Epigenetik
Menurut CDC, epigenetik adalah studi yang mempelajari bagaimana perilaku dan lingkungan seseorang dapat mengubah gen di dalam tubuh.
Gen adalah unit fisik dan fungsional dasar hereditas, yakni penurunan sifat genetik dari orang tua ke anak. Gen terdiri dari DNA dan beberapa gen yang bertindak sebagai pengintruksi untuk membuat molekul yang disebut dengan protein.
Perubahan cara kerja gen ini tidak sama dengan perubahan gen yang dikenal juga dengan sebutan mutasi gen. Epigenetik bersifat reversibel, yakni tidak mengubah urutan DNA. Akan tetapi, mengubah cara tubuh dalam membaca urutan DNA. Selain itu, perubahan ini mengarah pada ekspresi gen yang mengacu pada seberapa sering atau kapan protein dibuat dari intruksi di dalam gen. Sementara mutasi gen dapat mengubah protein akan dibuat. Sederhananya, epigenetik tidak mengubah gen tapi hanya mengubah cara kerja gen. Lalu perubahan tersebut disebabkan oleh apa? salah satunya adalah melalui nutrisi yang dikonsumsi.
Apakah ada dampaknya pada keturunan di Masa akan datang?
Prof. Dr. Jose Gutierrez Marcos dari School of Life Warwick University UK mengatakan bahwa asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh dapat mengubah DNA dan perubahan tersebut akan diturunkan kepada anak-cucu. Perubahan yang terjadi berupa perubahan lingkungan DNA atau epigenetik. Bahkan perubahan tersebut baru akan terlihat pada generasi kedua dari nenek ke cucunya. Wah bayangkan saja jika apa yang kita konsumsi akan berpengaruh pada anak cucu di kemudian hari
Bagaimana Cara Menghindari hal tersebut?
Setidaknya sudah bisa mengurangi kebiasaan buruk seperti merokok dan konsumsi alkohol, bahkan pada laki-laki hal tersebut dapat menyebabkan perubahan epigenetik pada sperma. Hal ini berpotensi menurunkan kualitas kesehatan anak, bahkan jika ibu tidak terlibat dalam kebiasaan tersebut. Misalnya, anak-anak dari ayah yang merokok beresiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan seperti gangguan perkembangan otak dan berat badan lahir rendah akibat Fetal Alcohol Syndrome.
Yang kedua adalah perihal pola makan, penelitian menunjukkan bahwa diet yang buruk, seperti kekurangan nutrisi tertentu, Misalnya, kekurangan folat dapat mengakibatkan cacat kerangka pada keturunan. Sebaliknya, pola makan sehat dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe 2 pada anak.
Bagaimana sister dan paksu sudah dapat dipahami bagaimana dampak yang signifikan pada pola hidup yang buruk? mulai saat ini seharusnya penting untuk mulai sadar akan pentingnya gaya hidup sehat bagi orangtua tidak hanya bermanfaat bagi diri mereka sendiri tetapi juga bagi kesehatan anak-anak mereka di masa depan. Informasi menarik lainnya sister dapat baca di Instagram kami @menujuduagaris.id
Referensi
- https://www.medicalogy.com/blog/peran-ayah-ternyata-sangat-penting-untuk-kesehatan-bayi-ini-penjelasannya/
- https://ugm.ac.id/id/berita/13638-pola-makan-memengaruhi-kondisi-genetik-keturunan/
- https://komunitas.schoolofparenting.id/vod/single/epigenetik-peran-pengalaman-masa-bertumbuh-terhadap-dna
- https://hellosehat.com/sehat/informasi-kesehatan/epigenetik/

Ruang maya kembali dihebohkan dengan ujaran salah satu Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi, yang turut menerbitkan Pergub soal tata cara pemberian izin bagi ASN Jakarta yang hendak beristri lebih dari satu atau berpoligami.
Meski poligami dapat dilakukan tapi pernah nggak sister ataupun paksu berpikir lebih jauh mempertanyakan banyak hal, terutama apakah hal tersebut aman? apakah akan ada dampak yang signifikan? bagaimana jika terjadi hal yang tidak diinginkan? nah dari pada itu terjadi, MDG ingin mengajak sister dan paksu untuk menjadi lebih skeptis dengan mengetahui kira-kira dampak apa yang paling terlihat terutama menyangkut reproduksi pada perempuan. Baca sampai habis ya
Aturan dan Perizinan Poligami
Pernikahan poligami terdiri dari seorang suami dan beberapa istri atau pasangan lain, praktik ini sudah dilakukan oleh beberapa orang dan baru-baru ini bahkan turut diatur dalam pergub. dimana tertuang dalam Pergub Nomor 2 Tahun 2025 tentang tata cara pemberian izin perkawinan dan perceraian. Pergub ditetapkan Teguh Setyabudi pada 6 Januari 2025. Adapun penerbitan pergub itu tertulis dalam Keputusan Sekda Pemprov Jakarta Nomor 183 Tahun 2024 tentang Program Pembentukan Peraturan Gubernur Jakarta tahun 2025. Dalam Keputusan Sekda itu, rancangan pergub ini masuk jenis ‘Rancangan Pergub Baru’ yang dibuat Badan Kepegawaian Daerah Jakarta.
Hal tersebut sontak membuat beberapa opini kontra yang bermunculan, tidak lain seperti Dr. Tono Djuwantono salah seorang dokter OBGYN melalui postingannya yang turut mengomentari “Yuk belajar penyakit reproduksi, agar ga dijadikan alasan dipoligami”.
Bagaimana perspektif penelielitian tentang Poligami jika dikaitkan dengan Reproduksi Perempuan?
Keputusan tersebut, sekilas tidak berdampak apapun dan mungkin menjadi salah satu solusi yang ingin ditawarkan dari permasalahan akibat nikah siri dan perceraian pada APBN. Namun bagaimana dengan dampaknya? Tapi fakta yang sister dan paksu harus tau bahwa praktik tersebut bisa berimbas fatal.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa Poligami dikaitkan dengan percepatan penularan sexually transmitted infections STIs salah satunya adalah HIV, hal ini dikarenakan memungkinkan perkalian pasangan seksual dan karena berkorelasi dengan rendahnya tingkat penggunaan kondom, komunikasi yang buruk antara pasangan, dan ketidakseimbangan usia dan kekuasaan di antara faktor-faktor lainnya. Kesuburan perempuan dipengaruhi oleh interaksi antara peringkat perkawinan, status rumah tangga, dan norma budaya dalam perkawinan poligami. Potensi yang lebih dalam lagi jika dikaitkan dengan kesehatan mental dan “social” menopause prematur. Lebih kompleks poligami berpengaruh dengan tingkat kecemasan dan depresi yang lebih tinggi, terutama di sekitar peristiwa kehidupan yang penuh tekanan.
Bahkan sebuah temuan penelitian dengan judul “Unveiling The Complex Relationship: Exploring The Connection Between Polygyny And Domestic Violence In India With Evidence From National Family Health Survey- 5” menunjukkan adanya hubungan terjadi peningkatan kejahatan berbasi perempuan, dan salah satunya adalah dalam rumah tangga di India adalah poligami.
Meski praktik ini ada banyak baiknya, hal buruk juga ada dan akan menjadi bayang-bayang yang menakutkan jika tidak ada jaminan apapun terutama bagi perempuan. Jaminan ini setidaknya berkaitan dengan akses kesehatan, kemudian akses edukasi reproduksi dan juga akses menerima kelayakan hubungan sexual yang aman pada pasangan. Untuk informasi menarik lainnya sister dan paksu dapat follow Instagram @menujudagaris.id
Referensi
- https://www.idntimes.com/news/indonesia/dini-suciatiningrum/pj-gubernur-terbitkan-aturan-pns-dki-boleh-poligami-ini-syaratnya?page=all
- https://microdashboard.feb.ugm.ac.id/the-economics-of-polygyny-marriage-part-1-kajian-teoritis-dan-empiris/
- https://www.kompas.tv/regional/567822/alasan-pemprov-dki-terbitkan-pergub-asn-jakarta-boleh-poligami?page=all
- https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0277953608005078
- https://namibian-studies.com/index.php/JNS/article/view/4334