• Skip to main content
Menuju Dua Garis
  • Home
  • About Us
  • Our Story
  • Articles
  • Services
  • Kata Mereka
  • Join Us
×
  • Home
  • About Us
  • Our Story
  • Articles
  • Services
  • Kata Mereka
  • Join Us

Artikel Informasi Untuk Pejuang Dua Garis

Pil KB untuk Endometriosis: Solusi Sehat atau Risiko Baru?

January 9, 2025

 

Dalam beberapa kasus pilihan pada Pil KB (pil kontraseptif oral) dapat menjadi salah satu solusi untuk mengobati endometriosis, meski demikian tentu memiliki resiko, sehingga perlu dipertimbangkan, MDG akan menjelaskan lebih lanjut bagaimana  pil KB dapat digunakan untuk endometriosis, Baca sampai habis ya!

Hubungan Pil KB dan Endometriosis

Endometriosis sendiri merupakan kondisi ketika darah menstruasi tidak seluruhnya keluar dari tubuh, tetapi masuk ke dalam rongga perut dan menempel di dinding perut (abdomen). Seperti dikutip di kompas.com ketua Himpunan Fertilitas Endokrinologi Reproduksi Indonesia (HIFERI) Cabang Semarang Noor Pramono menjelaskan bahwasanya pil KB dapat membuat endometriosis terhambat karena mengandung hormon estrogen dan progestin sehingga mengistirahatkan pekerjaan indung telur dalam memproduksi hormon estrogen dan progesteron. “Jika indung telur tidak terlalu banyak bekerja maka gesekan dan rangsangan yang ditimbulkan juga semakin berkurang”. Namun pil seperti apa yang dapat dikonsumsi? 

Fungsi Pil KB dalam Mengobati Endometriosis

Pertama-tama tentu sister harus mengetahui perbedaan dari kadar kandungan pada pil KB yang akan dikonsumsi, karena setiap pil KB memiliki kadar kandungan yang berbeda meski semua pil kb memiliki kandungan berupa hormon estrogen dan progesteron. Rekomendasinya adalah Pil kombinasi progesteron/estrogen yang terbukti efektif untuk endometriosis sekarang ini adalah kombinasi drospirenone + ethinylestradiol ATAU norethisterone + ethinylestradiol.

Pil KB pada endometriosis bermanfaat untuk mengurangi gejala-gejala endometriosis seperti nyeri panggul, perdarahan di luar menstruasi, nyeri menstruasi hebat, dan gejala psikologis terkait kadar hormon. Pada endometriosis, dokter biasanya memilih pil hormon kombinasi dengan kadar progesteron yang lebih tinggi, karena lebih efektif menekan pertumbuhan jaringan endometrium. Meski demikian apakah tidak ada resiko yang berkaitan?

Batasan dan Risiko

Yang harus digarisbawahi disini adalah bahwa efektivitas pil KB dalam mengobati endometriosis bergantung pada individu dan tingkat keparahan gejala. karena diantara itu ada juga yang mungkin mengalami hasil positif signifikan, sementara yang lain mungkin tidak.

Perempuan yang menggunakan pil KB untuk jangka waktu lama juga hharus waspada terhadap potensi komplikasi seperti gangguan metabolisme, tekanan darah tinggi, dan risiko tromboemboli.

Meski Pil KB dapat menjadi opsi terapeutik yang tepat untuk mengobati endometriosis, terutama jika digunakan dalam kombinasi dengan terapi hormon lainnya. Namun, sister dan paksu lebih baik untuk mendiskusikan dengan dokter untuk menyesuaikan dengan kondisi spesifik dan tujuan perawatan. Untuk informasi menarik lainnya sister dan paksu dapat follow Instagram @menujuduagaris.id

Referensi

  • https://www.alodokter.com/komunitas/topic/apakah-kb-andalan-dapat-digunakan-untuk-terapi-hormon-endometriosis-
  • https://health.kompas.com/read/2009/01/28/19585296/pil-kb-dapat-mengurangi-risiko-endometriosis
  • https://www.endofound.org/all-birth-control-pills-arent-created-equal-in-managing-endometriosis-say-experts

Kenali Anemia Defisiensi Vitamin B12 dan Folat Yang ternyata Berdampak secara Signifikan pada Infertilitas

January 8, 2025

Proses dari program hamil salah satunya adalah menjaga daya tahan tubuh dan pola makan, untuk itu diperlukan penjagaan yang ekstra ketat sebelum berdampak ke yang lebih fatal. Salah satunya yang ingin MDG bahas lebih lanjut berkaitan dengan Anemia defisiensi vitamin B12 dan Folat. Untuk itu baca sampai habis ya!

Seperti apa Anemia Defisiensi Vitamin B12 dan Folat

Salah satu penyakit yang disebabkan kekurangan nutrisi adalah anemia defisiensi vitamin B12 dan folat. Jenis anemia tersebut disebabkan oleh tubuh kekurangan asupan vitamin B12 dan folat, sehingga tubuh tidak dapat menghasilkan darah merah yang sehat dalam jumlah yang cukup. Kondisi ini ternyata berkaitan dengan infertilitas.

Pentingnya folat dalam reproduksi dapat dipahami dengan mempertimbangkan bahwa keberadaan vitamin tersebut pertama kali diduga dari upaya untuk menjelaskan anemia megaloblastik yang berpotensi fatal pada wanita hamil. 

Bahkan ternyata status folat ibu yang rendah selama kehamilan dan menyusui tetap menjadi penyebab utama morbiditas ibu. Ada banyak bukti bahwa status folat ibu yang tidak memadai selama kehamilan dapat menyebabkan berat badan lahir bayi rendah, sehingga menimbulkan risiko perkembangan dan hasil kesehatan yang merugikan dalam jangka panjang. 

Melalui penelitian dengan judul  “Effects of folate and vitamin B12 deficiencies during pregnancy on fetal, infant, and child development”  ditemukan dalam konteks kesehatan ibu, kekurangan vitamin B12 klinis dapat menjadi penyebab infertilitas atau aborsi spontan berulang. Memulai kehamilan dengan status vitamin B12 yang tidak memadai dapat meningkatkan risiko cacat lahir seperti neural tube defects (NTD), dan berpotensi menyebabkan kelahiran prematur, Lebih jauh lagi, status vitamin B12 yang tidak memadai pada ibu dapat menyebabkan defisiensi langsung pada bayi jika simpanan vitamin B12 janin tidak cukup terbentuk selama kehamilan atau tidak tersedia dalam ASI.

B12 dan Folat dalam Makanan dan Cara benar Mengkonsumsinya

Meski sister dan paksu akan disarankan minum vitamin beruba Suplemen, namun setidaknya ada beberapa makanan yang dapat dikonsumsi dan dapat meningkatkan vitamin B12 pada tubuh yang kekurangan darah.

Diantaranya adalah sayuran berdaun hijau, daging merah, makanan laut, kacang-kacangan, meski makanan tersebut tidak menyembuhkan anemia, tapi hadirnya adalah meningkatkan kadar zat besi dalam darah sehingga membantu proses penyembuhan anemia. Sister dan paksu juga dapat menghindari konsumsi kafein, teh, serta makanan yang tinggi oksalat dan kan kalsium saat mengkonsumsi makanan sumber zat besi. 

Bagaimana sampai sini sister dan paksu sudah menemukan gambaran, bagaimana jenis dari anemia ternyata berdampak signifikan pada infertilitas, mulai jaga pola hidup ya, untuk informasi menarik lainnya sister dan paksu dapat follow Instagram @menujuduagaris.id

Referensi

  • https://www.halodoc.com/artikel/kaitan-anemia-defisiensi-vitamin-b12-dan-folat-dengan-infertilitas?srsltid=AfmBOopz8XLPnaTqSrF2BEm6m–F4GDMvzZxF1AoHtUcRqKbcz6_Kg-V
  • https://www.halodoc.com/artikel/makanan-yang-harus-dikonsumsi-pengidap-anemia-defisiensi-vitamin-b12-dan-folat?srsltid=AfmBOooapdepMcfv5sqORt_U0Wr2eWpW3s5OXEFbavbDooTq6_4oglVD
  • Molloy, A. M., Kirke, P. N., Brody, L. C., Scott, J. M., & Mills, J. L. (2008). Effects of folate and vitamin B12 deficiencies during pregnancy on fetal, infant, and child development. Food and nutrition bulletin, 29(2_suppl1), S101-S111.

 

Ternyata Jenis makanan Berikut Penting dalam Meningkatkan Morfologi Sperma

January 7, 2025

 

 

Dari banyaknya tes sperma, yang paling penting tentu ukuran morfologi sperma, dimana ia merupakan penentu karena tes melibatkan bentuk sperma dari kepala hingga ekor, dengan begitu sangat penting bukan mengetahui bagaimana secara utuh sebuah sperma. MDG akan membahas lebih lanjut bagaimana mendorong kenormalan morfologi sperma melalui makanan yang paksu konsumsi. Baca sampai habis ya!

Penentu Fertilitas dipengaruhi Morfologi Sperma yang Normal

Morfologi sperma adalah keseluruhan bentuk sperma yang telah dilakukan proses pengecatan dan bentuk normalnya didasarkan pada kriteria Kruger. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat bentuk sperma dan menentukan persentase bentuk abnormal dari kepala sampai ekor. Abnormalitas morfologi sperma berdasarkan dampaknya dibagi menjadi 2 yaitu mayor dan minor. 

Sedangkan waktu terjadinya dibedakan menjadi primer dan sekunder. Abnormalitas primer terjadi pada bagian kepala, bersifat genetis dan berdampak mayor terhadap fertilitas, sedangkan abnormalitas sekunder terjadi pada bagian ekor dan mudah terseleksi pada pengujian motilitas.

Normalnya dianggap morfologi normal jika diatas 14%, bahkan dalam sebuah penelitian dengan judul “In vitro fertilization and pregnancy rates: the influence of sperm motility and morphology on IVF outcome” Penelitian dilakukan dalam melihat perbedaan signifikan dalam parameter motilitas dan persentase morfologi normal pada sampel yang mencapai ≥50% fertilisasi dibandingkan dengan ≤50% fertilisasi dan antara sampel yang mencapai kehamilan dibandingkan dengan yang tidak. Ditemukan adanya korelasi positif signifikan antara persentase motilitas progresif, kecepatan gerakan sperma, dan parameter morfologi serta IVF dan kehamilan. Dan memiliki hasil parameter motilitas sperma dan persentase morfologi normal merupakan faktor signifikan dalam memprediksi tingkat fertilisasi dan kehamilan pada IVF.

Morfologi Sperma Normal Melalui Pola Makan dan nutrisi 

Ternyata Ikan, kerang dan makanan laut, unggas, sereal, sayuran dan buah-buahan, susu rendah lemak dan susu skim berhubungan positif dengan beberapa parameter kualitas sperma.

Lalu apa saja secara spesifik jenis sayur dan buah ini, diantaranya adalah bawang putih yang mengandung vitamin B6 yang dapat mengatur hormon dan kesehatan sperma dan kandungannya berupa s-allyl cysteine yang dapat meningkatkan produksi hormon testosteron bahkan allicin yang membantu melindungi sperma dari kerusakan.

Selanjutnya ada biji-bijian yang dipastikan hadir sebagai antioksidan, pisang juga mengandung vitamin B1, C dan A membantu testis dalam menghasilkan sperma yang sehat bahkan secara mengejutkan vitamin C nya dapat meningkatkan jumlah, motilitas, dan morfologi sperma.  Makanan lain yang mudah sister dan paksu temui ada telur ia dapat meningkatkan jumlah motilitas dan morfologi sperma, karena ia mengandung protein dan omega-3 juga vitamin E. 

Wah bagaimana setelah mengetahui fakta tersebut, apakah sister dan paksu berniat untuk meningkatkan motilitas dan morfologi sperma melalui makanan yang kaya mengandung vitamin itu? tentu ini bukan satu-satunya cara, namun tidak salah untuk dicoba bukan? karena tidak hanya sperma saja yang sehat namun semua anggota tubuh juga dipastikan akan sehat. Untuk informasi menarik lainnya sister dan paksu dapat follow Instagram @menujuduagaris.id

Referensi

  • Oehninger, S., & Kruger, T. F. (2021). Sperm morphology and its disorders in the context of infertility. F&S Reviews, 2(1), 75-92.
  • Eilish, T. D. (1998). In vitro fertilization and pregnancy rates: the influence of sperm motility and morphology on IVF outcome. Fertil Steril, 70, 305-314.
  • https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10258567/
  • https://labkes.jogjaprov.go.id/artikel/detail/hubungan-morfologi-dan-motilitas-sperma-pada-pemeriksaan-analisa-sperma

Mengenali Apa itu Infertilitas Idiopatik pada Pria

January 6, 2025

 

Infertilitas idiopatik adalah kondisi di mana pasangan tidak dapat mencapai kehamilan setelah satu tahun berhubungan seksual secara teratur tanpa menggunakan kontrasepsi, dengan konflik yang tidak dapat ditemukan penyebab yang jelas. Sekitar 10% pasangan mengalami infertilitas idiopatik di seluruh dunia. Tentu ini harus diperhatikan, dan kira-kira apa penyebabnya? MDG akan membahas lebih lanjut, baca sampai habis ya!

Penyebab secara Umum dan Idiopatik

Penyebab infertilitas pria pada umumnya yang diketahui adalah kelainan kongenital bawaan, keganasan, infeksi saluran urogenital, peningkatan suhu skrotum, gangguan endokrin, faktor imunologi dan beberapa kelainan genetik yang khas. Namun, dalam 30 hingga 40% kasus, etiologi infertilitas pria masih belum diketahui dan disebut infertilitas pria idiopatik. 

Penyebab kelainan sperma idiopatik menurut sebuah penelitian ini diasumsikan disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk spesies oksigen reaktif, kelainan genetik dan epigenetik yang tidak diketahui, dan gangguan endokrin akibat polusi lingkungan. 

Sebuah penelitian dengan judul “Sedentary behavior, physical inactivity and body composition in relation to idiopathic infertility among men and women” yang menemukan salah satu penyebab dari infertilitas idiopatik adalah bahwa perilaku tidak banyak bergerak dan ketidakaktifan fisik merupakan dua faktor risiko independen yang terkait dengan infertilitas. Sehingga berbagai elemen yang membentuk aktivitas fisik (frekuensi, intensitas, waktu, dan jenis latihan) dan waktu yang dihabiskan untuk duduk harus dipertimbangkan. 

Bagaimana Meminimalisir Penyebab Infertilitas Idiopatik

Dalam hal alat diagnostik, pencitraan dan investigasi genetik berguna untuk mengklasifikasikan pria infertil idiopatik, namun, perubahan epigenetik telah terbukti berperan dalam produksi sperma dan nilai prognostik dalam hasil fertilitas. 

Perawatan antioksidan untuk idiopathic male infertility (IMI) telah ditemukan sebagai pilihan yang valid untuk melawan aksi ROS yang mana banyak menjadi penyebab IMI, sementara gonadotropin digunakan untuk meningkatkan kualitas sperma dan sperm DNA fragmentation (SDF). Pada penelitian lebih lanjut juga turut menunjukkan bagaimana Kecerdasan buatan menjanjikan untuk mengelola pria infertil idiopatik dengan lebih baik dalam hal diagnosis dan pilihan perawatan.

Setelah mengetahui banyak kemungkinan infertilitas idiopatik pada pria, lebih lanjut sister dan paksu dapat mulai mempertimbangkan lagi seperti apa gaya hidup yang sedang dijalani, dan apakah sudah sesuai dengan standar kesehatan. Meski demikian sister dan paksu tetap perlu berkonsultasi pada dokter agar dapat sesuai dengan masalah yang kalian hadapi. Untuk informasi menarik lainnya sister dan paksu dapat follow Instagram @menujuduagris.id

 

Referensi 

  • Bracke, A., Peeters, K., Punjabi, U., Hoogewijs, D., & Dewilde, S. (2018). A search for molecular mechanisms underlying male idiopathic infertility. Reproductive biomedicine online, 36(3), 327-339.
  • Boeri, L., Kandil, H., & Ramsay, J. (2024). Idiopathic male infertility – what are we missing? Arab Journal of Urology, 1–15. https://doi.org/10.1080/20905998.2024.2381972
  • Foucaut, A. M., Faure, C., Julia, C., Czernichow, S., Levy, R., Dupont, C., & ALIFERT Collaborative Group. (2019). Sedentary behavior, physical inactivity and body composition in relation to idiopathic infertility among men and women. PloS one, 14(4), e0210770.

Kenali Senyawa Spesies Oksigen Reaktif, yang Dapat Mempengaruhi Kesuburan

January 5, 2025

Spesies oksigen reaktif atau bisa disebut (ROS) adalah senyawa yang mengandung oksigen dengan sifat reaktif tinggi, yang dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel tubuh. ROS termasuk berbagai bentuk seperti radikal bebas, hidrogen peroksida (H₂O₂), dan ion superoksida (O₂- −). Jika diantara kita kelebihan senyawa ini maka akan berdampak pada kesuburan, MDG akan membahas senyawa ini dan kaitannya dengan infertilitas. Baca sampai habis ya!

Definisi  Senyawa Spesies Oksigen Reaktif 

Spesies oksigen reaktif (ROS) adalah molekul yang mampu hidup secara independen, mengandung sedikitnya satu atom oksigen dan satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Kelompok ini mencakup radikal bebas oksigen, misalnya radikal anion superoksida, radikal hidroksil, radikal hidroperoksil, oksigen tunggal, serta radikal nitrogen bebas. 

Dalam kondisi fisiologis, sejumlah kecil ROS terbentuk selama proses sel, seperti respirasi aerobik atau proses inflamasi, terutama di hepatosit dan makrofag. Spesies oksigen reaktif terutama merupakan molekul pemberi sinyal. Selain itu, mereka menginduksi diferensiasi sel dan apoptosis, sehingga berkontribusi pada proses penuaan alami.

Senyawa ini terbentuk secara alami dalam proses metabolisme sel, terutama dalam mitokondria selama respirasi seluler. Meskipun ROS memiliki peran penting dalam beberapa fungsi fisiologis, seperti signaling seluler, kelebihan produksi ROS dapat menyebabkan kondisi yang disebut stres oksidatif, yang lebih lanjut berdampak pada kesuburan.

ROS dan Dampak Negatif Terhadap Kesuburan

Stres oksidatif terjadi ketika pembentukan spesies oksigen reaktif (ROS) dan spesies radikal lainnya melebihi kapasitas pembersihan oleh antioksidan karena produksi, ROS yang berlebihan dan/atau asupan yang tidak memadai atau peningkatan penggunaan antioksidan.

Ada bukti yang mendukung peran stres oksidatif dalam subfertilitas pria, termasuk penurunan motilitas sperma, jumlah sperma, dan fusi sperma-oosit. Pada wanita, beberapa penelitian menunjukkan bahwa stres oksidatif dapat mempengaruhi kesuburan wanita tetapi hubungannya belum ditangani secara langsung pada wanita yang mencoba untuk hamil. 

Penyebab ROS dan cara Membersihkan

Penyebab dari peningkatan produksi radikal bebas sendiri dipengaruhi oleh paparan radiasi UV yang berlebihan, kondisi stres jangka panjang, latihan fisik yang intens, diet yang tidak tepat, dan penggunaan stimulan.

ROS juga terbentuk sebagai konsekuensi dari rantai pernapasan mitokondria, tetapi juga dapat terbentuk oleh paparan eksogen seperti alkohol, asap tembakau, dan polutan lingkungan. 

Bagaimana cara menangani hal tersebut? sister dan paksu mulai dapat mengkonsumsi antioksidan (termasuk vitamin C dan E) dan kofaktor antioksidan (seperti selenium, seng, dan tembaga)karena mereka  mampu membuang, membersihkan, atau menekan pembentukan ROS. Jadi meski berdampak secara signifikan, sister dan paksu tentu dapat mengurangi kadarnya atau dapat menghindari penyebab dan pemicunya. Untuk informasi menarik lainnya dapat cek Instagram kami @menujuduagaris.id. 

Referensi

  • Lukitasari, A. (2009). Pembentukan senyawa oksigen reaktif. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, 9(1), 31-39.
  • Jakubczyk, K., Dec, K., Kałduńska, J., Kawczuga, D., Kochman, J., & Janda, K. (2020). Reactive oxygen species-sources, functions, oxidative damage. Polski merkuriusz lekarski: organ Polskiego Towarzystwa Lekarskiego, 48(284), 124-127.
  • Ruder, E. H., Hartman, T. J., & Goldman, M. B. (2009). Impact of oxidative stress on female fertility. Current Opinion in Obstetrics and Gynecology, 21(3), 219-222.

Apakah Terapi Medis Hormonal secara Empiris dan Perubahan Gaya Hidup untuk Infertilitas Pria bisa Dipertimbangkan?

January 4, 2025

Tidak dapat dipungkiri jika laki-laki memegang peran sangat penting pada program hamil, kehadiran sperma tutur memegang peran kunci dan untuk itu tentu harus berkualitas. Tidak adanya sperma adalah permasalahan yang fatal, karena solusi satu-satunya adalah donor sperma, untuk itu perlu mempertimbangkan kira-kira terapi apa yang bisa dipertimbangkan untuk kualitas sperma. MDG akan membahas lebih lanjut apakah terapi medis hormonal empiris dapat dipertimbangkan? baca sampai habis ya!

Infertilitas pada Pria

Sekitar setengah dari pasangan ini akan memiliki patologi faktor pria sebagaimana didiagnosis oleh analisis air mani yang abnormal. Data penyebab infertilitas pada pria 30% memiliki oligospermia atau azoospermia. Teknik modern menunjukkan penyebab yang dapat diidentifikasi hanya ditemukan pada 50% pasien dan sisanya dari pasien ini diklasifikasikan sebagai memiliki infertilitas idiopatik. 

Infertilitas idiopatik menjadi salah satu jenis gangguan kesuburan terjadi tanpa alasan yang jelas. Pada fertilitas pria, memiliki dua pilihan antara teknik reproduksi berbantuan atau empiric medical therapy (EMT). 

Empiric Medical Therapy (EMT)

Pada sebuah penelitian dengan judul “Empiric and lifestyle therapies for male infertility should we recommend them?” turut memilih tiga kategori terapi empiris yang digunakan untuk meningkatkan kesuburan pria: pengobatan empiris, konsumsi antioksidan, nutraceutical, vitamin, dan perubahan gaya hidup seperti menghindari pakaian dalam yang ketat, panas, dan ponsel atau komputer laptop. Harus diakui bahwa meskipun kita tidak sepenuhnya memahami etiologi yang mendasari infertilitas idiopatik, bukan berarti pengobatan “empiris” ini tidak pernah berhasil.

Dalam sebuah kasus, banyak pasangan yang tidak subur mengalami tekanan psikologis yang cukup besar. Pria juga berpotensi mengalami disfungsi ereksi ketika kinerja seksual mereka ditentukan oleh jam dan kalender dan tidak lagi terkait dengan interaksi romantis.

Rasionalisasi terapi empiris pada penerapannya dapat dibayangkan seperti ini “Karena hormon perangsang folikel (FSH) dibutuhkan untuk spermatogenesis, lebih banyak FSH hanya dapat membantu”. Dan mengetahui fakta bahwa testis lebih dingin daripada suhu inti tubuh,  Sehingga pengaturan suhu pada testis sangatlah penting, untuk itu pakaian dalam ketat atau penggunaan komputer laptop dapat meningkatkan suhu skrotum dan berpotensi menyebabkan infertilitas. Sehingga terapi empirik dalam hal ini dapat diterapkan. 

Bagi sister dan paksu sebelum menjalani program hamil, setidaknya mengetahui banyak hal detail yang harus diperhatikan, karena langkah sekecil apapun akan berdampak pada yang lebih besar. Semoga usaha sister dan paksu segera mendapatkan hasil yang baik. Untuk informasi menarik lainnya sister dan paksu dapat follow Instagram @menujuduagaris.id

Referensi

  • Sigman, M. (2020). Empiric and lifestyle therapies for male infertility—should we recommend them?. Fertility and Sterility, 113(6), 1120.
  • Tadros, N. N., & Sabanegh, E. S. (2017). Empiric medical therapy with hormonal agents for idiopathic male infertility. Indian Journal of Urology, 33(3), 194-198.
  • https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190207185356-255-367294/infertilitas-idiopatik-gangguan-kesuburan-tanpa-sebab-jelas

Mengapa Fertilitas Selalu dikaitkan dengan Umur?

January 3, 2025

 

Bagi sister dan paksu yang sedang berjuang, pasti sering mendengarkan saran dokter untuk segera melaksanakan program baik alami maupun berbantuan, karena ditakutkan bertambah umur yang berarti menyulitkan atau berpotensi gagal yang semakin tinggi? MDG akan mencoba menjabarkan dari beberapa referensi tentang fertilitas yang dikaitkan dengan umur.

Kesuburan Perempuan dan usia Eksponensial

Kesuburan perempuan menurun seiring bertambahnya usia secara eksponensial, penurunan yang lambat dan stabil antara usia 20 dan 35 tahun, diikuti oleh fase yang dipercepat selama 10 tahun berikutnya, sehingga bagi perempuan yang berusia lebih dari 45 tahun, akan sulit melakukan program kehamilan.

Dalam sebuah penelitian dengan judul “Reproductive span and rate of reproduction among Hutterite women” dengan objek masyarakat hutterite dengan paham pelarangan menggunakan alat kontrasepsi menemukan wanita infertil meningkat dari 3,5% untuk wanita berusia 25 tahun menjadi 33% untuk mereka yang berusia 40 tahun, dan akhirnya menjadi 87% untuk mereka yang berusia 45 tahun. Temuan dari penelitian memperlihatkan bagaimana usia ibu rata-rata saat kelahiran anak terakhir dalam kelompok-kelompok ini adalah sekitar 42 hingga 43 tahun.

Sebuah studi Federation CECOS juga menghitung tingkat kehamilan kumulatif setelah 12 siklus inseminasi buatan dengan sperma donor segar, dan mencatat penurunan yang nyata pada wanita yang berusia lebih dari 35 tahun (6). Sebuah studi Inggris yang serupa mengekstrapolasi tren penurunan fertilitas, yang pada usia 42 tahun turun menjadi nol.

Bagaimana dengan Kesuburan Laki-Laki 

Sedangkan pada pria juga elemen umur sangat penting, dimana kesuburan pria biasanya mulai berkurang sekitar usia 40 hingga 45 tahun dimana di umur tersebut kualitas sperma menurun, Anak-anak dari ayah yang lebih tua juga memiliki peningkatan risiko masalah kesehatan mental (walaupun jarang terjadi). Anak-anak dari ayah yang berusia 40 atau lebih adalah 5 kali lebih mungkin untuk mengembangkan gangguan spektrum autisme daripada anak-anak dari ayah yang berusia 30 atau kurang. Di sisi lain, anak juga memiliki sedikit peningkatan risiko mengalami skizofrenia dan gangguan kesehatan mental lainnya di kemudian hari. 

Meski demikian, tentu ada banyak jalan yang membantu kehamilan, salah satunya melalui IVF, dengan diimbangi pola hidup sehat, olahraga dan mengkonsumsi makanan yang mengandung antioksidan dan asam folat. Selain itu sister dan paksu juga harus berkonsultasi pada dokter terutama berkaitan dengan program hamil yang ingin dijalani. Informasi menarik lainnya sister dan paksu dapat follow Instagram @menujuduagaris.id

Referensi

  • Laufer, N., Simon, A., Samueloff, A., Yaffe, H., Milwidsky, A., & Gielchinsky, Y. (2004). Successful spontaneous pregnancies in women older than 45 years. Fertility and sterility, 81(5), 1328-1332.
  • Tietze C. Reproductive span and rate of reproduction among Hutterites women. Fertil Steril 1957;8:89–97.
  • https://www.halodoc.com/artikel/benarkah-usia-tidak-memengaruhi-kesuburan-pria?srsltid=AfmBOoq5Y_CYi-l15Vtt1FQS4K1p6B3momX6kABt4q3sf-h4DrXqA0SV

 

Pahami Manfaat Koordinasi Pengambilan Oosit dan Hubungannya dengan Prosedur Microscopic Testicular Sperm extraction (mTESE)

January 2, 2025

Pengobatan infertilitas pria yang disebabkan oleh masalah sperma dapat dilakukan melalui berbagai metode. Salah satu teknologi canggih dalam bidang reproduksi adalah Microscopic Testicular Sperm Extraction atau mTESE. Metode ini dapat diterapkan untuk paksu yang menghadapi kesulitan mendapatkan sperma dari testis karena kondisi medulla seminiferi yang tidak normal. MDG akan membahas lebih lanjut tentang koordinasi pengambilan oosit dengan menerapkan prosedur mTESE untuk memperoleh sperma pada pria. Baca sampai habis ya!

Apa itu microsurgical testicular sperm extraction (mTESE)

microsurgical testicular sperm extraction (microTESE) adalah prosedur pembedahan yang dilakukan untuk mengambil sperma dari testis pria. Prosedur ini dilakukan untuk mengatasi infertilitas pada pria, khususnya yang disebabkan oleh azoospermia non obstruktif. Lalu bagaimana jika prosedur ini dikaitkan dengan pengambilan oosit

mTESE dengan siklus pengambilan oosit segar merupakan hal yang rumit. Sehingga diperlukan sinkronisasi yang tepat antara jadwal pasien, ahli urologi reproduksi, ahli endokrinologi reproduksi, tim ruang operasi, dan ahli embriologi. Bahkan dengan perencanaan yang cermat, perkembangan folikel tidak dapat diprediksi selama stimulasi ovarium terkontrol, dan pengambilan oosit mungkin tidak dapat disesuaikan dengan tanggal mTESE segar yang dijadwalkan. 

Beberapa Pertimbangan sebelum melakukan Prosedur mTESE

Melihat data yang ada mengenai hasil IVF dan kehamilan dengan oosit yang divitrifikasi sangat mendukung untuk keberhasilan prosedur ini. Sister dan paksu dapat  melihat tingkat keberhasilan yang tinggi dari oosit yang divitrifikasi dan potensi keuntungan dari pemisahan prosedur. 

Bagi pasien dengan cadangan ovarium yang berkurang, lebih dari satu siklus stimulasi ovarium dengan penyimpanan oosit untuk memaksimalkan jumlah oosit yang tersedia harus dipertimbangkan sebelum mTESE. Selain itu, hal yang perlu diketahui adalah bahwa sperma mungkin tidak ditemukan pada saat mTESE. 

Kehadiran Kemajuan dalam vitrifikasi oosit telah membuka pintu bagi pendekatan yang lebih fleksibel dan berpusat pada pasien serta peluang untuk mengoptimalkan waktu dan koordinasi kedua prosedur tersebut. Dengan memisahkan pengambilan oosit segar dan mTESE segar, dan memanfaatkan tingkat kelangsungan hidup yang tinggi dari oosit yang divitrifikasi, ternyata dapat mengurangi beban pada pasien dan tim perawatan kesehatan sambil mempertahankan, atau berpotensi meningkatkan, kemungkinan keberhasilan.

Setelah mengetahui fakta tersebut, tentunya dapat sister dan paksu pertimbgkan kembali, apa langkah yang tepat untuk dapat dipilih ya. Melakukan prosedur yang terpisah dan melihat apa saja kira-kira dampaknya, meski demikian pilihlah proses yang aman dan mengedepankan keselamatan sister dan paksu. Untuk informasi menarik lainnya sister dan paksu dapat follow Instagram @menujuduagaris.id

Referensi 

  • Hughes, L., Kim, H. H., & Feinberg, E. C. (2024). It’s time to re-think coordination of fresh oocyte retrievals with microscopic testicular sperm extraction (mTESE). Fertility and sterility, S0015-0282.
  • https://my-clevelandclinic-org.translate.goog/health/procedures/microtese?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=sge&_x_tr_hist=true
  • « Previous
  • 1
  • …
  • 37
  • 38
  • 39
  • 40
  • 41
  • …
  • 57
  • Next »
ayo-gabung-mdg

Tentang MDG

Menuju Dua Garis merupakan komunitas yang dibentuk oleh Rosiana Alim, atau akrab disapa Mizz Rosie untuk berbagi kisah perjuangan hidupnya dalam menantikan buah hati serta mewadahi para wanita yang sedang berjuang menghadapi infertilitas dan menantikan kehadiran buah hati.

Join Komunitas MDG

Join Komunitas

Follow Social Media Kami

© 2025 Menuju Dua Garis. All Rights Reserved.