Artikel Informasi Untuk Pejuang Dua Garis

Pubertas adalah masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Pada perempuan, salah satu tanda pubertas yang ditunggu-tunggu adalah menarche alias haid pertama. Tapi, bagaimana kalau haid tak kunjung datang? nah kondisi ini disebut sebagai amenore primer. MDG ingin membahas ini terutama bagi orang tua yang memiliki anak
Lalu kapan sih kira-kira Amenore Primer Disebut Tidak Normal? Amenore primer terjadi jika:
Usia sudah 15 tahun, tetapi belum haid meskipun tanda-tanda pubertas lain sudah muncul.
Usia 13 tahun, tetapi belum ada tanda-tanda pubertas sama sekali.
Sudah lebih dari 3 tahun sejak payudara mulai berkembang, tapi masih belum haid.
Sudah 5 tahun sejak payudara mulai berkembang (jika mulai sebelum usia 10 tahun), tapi belum haid juga.
Penyebab Amenore Primer Amenore primer
Banyak diagnosa yang memungkinkan terjadi dan ini bisa terlibat dari banyaknya faktor, di antaranya:
Gangguan di Otak (Hipotalamus atau Hipofisis), Masalah hormon GnRH yang mengatur haid, Sindrom Kallmann (gangguan penciuman dan produksi hormon), Stres berat, diet ekstrem, atau olahraga berlebihan hingga Tumor atau kelainan pada otak yang mengatur hormon reproduksi.
Faktor lainnya juga bisa jadi ada masalah pada Ovarium (Indung Telur) dimana adanya
Sindrom Turner (gangguan kromosom yang mempengaruhi perkembangan ovarium). Ovarium tidak berfungsi dengan baik (disgenesis gonad). hingga gangguan reseptor hormon FSH/LH.
Faktor lainnya juga bisa karena gangguan hormon lain seperti hipotiroidisme (kekurangan hormon tiroid). Kelebihan hormon prolaktin. Juga sindrom Cushing (kelebihan hormon kortisol).
Yang terakhir juga memungkinkan adanya kelainan struktur organ reproduksi, seperti sindrom MRKH (rahim dan vagina bagian atas tidak terbentuk). Hymen (selaput dara) terlalu tebal atau ada sekat di vagina yang menghalangi darah menstruasi keluar
Bagaimana Cara Mengetahui Penyebabnya? Untuk mengetahui penyebab amenore primer, dokter biasanya akan melakukan:
- Wawancara medis untuk mengetahui riwayat kesehatan dan perkembangan pubertas.
- Pemeriksaan fisik untuk menilai tanda-tanda pubertas.
- Tes darah untuk mengukur kadar hormon (FSH, LH, estrogen, tiroid, prolaktin).
- USG panggul untuk melihat kondisi rahim dan ovarium.
- MRI otak jika dicurigai ada masalah pada hipotalamus atau hipofisis.
- Tes kromosom untuk mendeteksi kelainan genetik seperti sindrom Turner.
Bagaimana Cara Mengatasi Amenore Primer?
Tentu saja dalam hal ini penanganan amenorea primer tergantung pada penyebabnya:
Contohnya jika disebabkan oleh masalah hormon otak terapi hormon pengganti (estrogen dan progesteron) bisa membantu memulai pubertas. Atau jika karena kelainan ovarium seperti sindrom turner, pemberian hormon estrogen bertahap diikuti progesteron untuk membantu perkembangan karakteristik seksual sekunder.
Setelah memahami penjelasan singkat di atas, kalian jadi tahu bahwa amenore primer hadir sebagai salah satu kondisi yang bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari gangguan hormon hingga kelainan organ reproduksi. Tentu saja kelainan ini jika tidak dideteksi lebih lanjut akan membahayakan, dan berdampak pada infertilitas di masa dewasa. Untuk itu segera membutuhkan diagnosis yang tepat dan penanganan yang sesuai. Jika mengalami tanda-tanda amenore primer, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter agar mendapatkan penanganan terbaik! Untuk informasi menarik lainnya sister dan paksu dapat follow Instagram @menujuduagaris.id
Referensi
- Seppä, S., Kuiri-Hänninen, T., Holopainen, E., & Voutilainen, R. (2021). Management of endocrine disease: diagnosis and management of primary amenorrhea and female delayed puberty. European Journal of Endocrinology, 184(6), R225-R242.

Webinar pada 21 Maret 2025 kembali sukses digelar! Kali ini, MDG berkolaborasi dengan WellnessCell dan dr. Pandian RAM. Acara ini dipandu langsung oleh Mizz Rosie, salah satu founder komunitas Menuju Dua Garis. Lebih dari 100 sister dan paksu bergabung di Zoom, berinteraksi secara langsung dalam sesi tanya jawab bersama tiga narasumber. Salah satunya adalah Licia, seorang real patient yang berhasil hamil setelah menjalani terapi stem cell, meskipun sebelumnya memiliki AMH rendah hingga 0.17.
Topik yang dibahas sangat beragam, mulai dari bagaimana terapi stem cell dapat membantu wanita dengan AMH rendah, perannya dalam meningkatkan peluang kehamilan, hingga fakta medis dan pengalaman nyata pasien yang berhasil hamil. Diskusi berlangsung interaktif, memberikan wawasan baru bagi para peserta.
MDG juga telah banyak mengulas penelitian terkait terapi ini. Salah satunya adalah jurnal berjudul “Stem Cells—The New Agents in Infertility Treatment: The Light at the End of the Tunnel?” yang membahas:
- Stem Cell & Infertilitas Pria: Terapi ini menjanjikan solusi untuk azoospermia (ketiadaan sperma) dan infertilitas idiopatik, dengan potensi menciptakan sel sperma dari sel punca pluripoten yang diinduksi (iPSCs).
- Stem Cell & Infertilitas Wanita: Penelitian menunjukkan bahwa terapi ini dapat meregenerasi jaringan ovarium dan bahkan membentuk oosit baru, membantu wanita dengan insufisiensi ovarium prematur atau kondisi lainnya.
- Jenis Stem Cell: Ada berbagai jenis sel punca, seperti sel punca mesenkimal (MSCs) dari jaringan dewasa dan sel punca pluripoten dari embrio, yang memiliki potensi besar dalam terapi infertilitas.
- Perkembangan Terapi: Meskipun menjanjikan, terapi ini masih dalam tahap penelitian dan harus melalui uji klinis terkontrol untuk memastikan keamanannya serta menghindari penyalahgunaan teknologi.
Bagaimana, sister dan paksu? Tertarik mencoba metode ini? Dunia medis terus berkembang, dan kini ada semakin banyak opsi untuk meningkatkan peluang kehamilan. Tapi ingat, setiap perawatan yang dijalani juga berdampak positif bagi kesehatan secara keseluruhan, bukan hanya untuk infertilitas.
Buat yang belum sempat ikut webinar kali ini, jangan khawatir! Masih banyak acara menarik lainnya yang bisa sister dan paksu ikuti. Jangan sampai ketinggalan info terbaru dengan follow Instagram kami di @menujuduagaris.id!
Referensi
- Radhakrishnan, G. (2017). Stem cells—The new agents in infertility treatment: the light at the end of the tunnel?. Fertility Science and Research, 4(2), 70-73.

Terhitung sejak 2025 angka infertilitas semakin naik, tentu banyak faktor yang melatarbelakangi baik dari lingkungan, pola makan dan pola hidup hingga faktor gen. Infertilitas bagi paksu juga turut menjadi tantangan besar dalam dunia medis dengan angka kejadian yang terus meningkat.
Belum lagi faktor external seperti serta kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol yang turut berkontribusi terhadap masalah ini. Meskipun terdapat berbagai metode pengobatan modern, masing-masing memiliki keterbatasan dan efek sampingnya sendiri. Oleh karena itu, banyak penelitian mulai beralih ke pengobatan berbasis herbal sebagai alternatif yang lebih alami dan minim efek samping. Wah seperti apa itu? yuk baca lebih lanjut ya!
Obat Herbal untuk Kesuburan Laki-laki
Hasil penelitian ini menyoroti berbagai komponen obat herbal yang berperan dalam meningkatkan kualitas sperma dan kesuburan laki-laki. Kandungan aktif dalam tanaman herbal tertentu memiliki efek positif terhadap kesehatan reproduksi, termasuk meningkatkan motilitas sperma, kualitas air mani, dan keseimbangan hormon. Selain itu, beberapa herbal juga diketahui memiliki sifat antioksidan yang melindungi sel sperma dari kerusakan akibat radikal bebas.
Salah satu obat herbal ini adalah yang mengandung fitokimia memiliki potensi besar dalam menangani infertilitas laki-laki. Penelitian menunjukkan bahwa tanaman obat bisa digunakan sebagai terapi utama atau pendamping pengobatan medis modern. Selain itu, obat herbal cenderung lebih aman dengan efek samping minimal dan biaya yang lebih terjangkau.
Ashwagandha (Withania somnifera) dan Manfaatnya
Ashwagandha adalah tanaman yang telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional, terutama dalam Ayurveda. Tumbuhan ini banyak ditemukan di Afrika Selatan, Nepal, Pakistan, Afghanistan, dan Spanyol. Dalam dunia medis, Ashwagandha dikenal karena kemampuannya meningkatkan daya tahan tubuh, mengurangi stres, serta memiliki efek antivirus dan antiinflamasi.
Stres diketahui sebagai salah satu penyebab infertilitas laki-laki karena dapat mengganggu kerja hipotalamus, bagian otak yang mengatur hormon reproduksi. Ashwagandha mengandung senyawa aktif seperti Withaferin-A dan Withanone, yang berperan dalam menurunkan stres serta mendukung kesehatan reproduksi laki-laki.
Dari penjelasan singkat itu dapat dilihat bagaimana pengobatan herbal menunjukkan potensi besar dalam mengatasi infertilitas laki-laki. Banyak tanaman obat yang telah terbukti secara ilmiah memiliki manfaat dalam meningkatkan kesuburan laki-laki. Dengan meningkatnya minat terhadap pengobatan alami, terapi berbasis herbal semakin populer dan menjanjikan masa depan yang cerah dalam dunia medis. Tapi tentu saja ini tidak bisa sembarangan sister dan paksu konsumsinya, karena harus disesuaikan dengan kasus yang dipunya, nah untuk itu MDG akan membahas pada sesi-sesi artikel yang lain dalam membahas bagaimana herbal ini berpengaruh dan dapat menyelesaikan kasus seperti apa. Untuk itu jangan lupa baca informasi-infomasi lainnya dan follow juga Instagram @menujuduagaris.id
Referensi
- Chavda, V. P., Sonak, S. S., Balar, P. C., Vyas, K., Palandurkar, P., Mule, K., … & Apostolopoulos, V. (2024). Reviving Fertility: Phytochemicals as Natural Allies in the Fight against Non-genetic Male Infertility. Clinical Complementary Medicine and Pharmacology, 4(1), 100128.

Hai, sister dan paksu! jangan sampai kalian terbawa mitos bahwa laki-laki tidak ada pengaruh antara infertilitas dengan umur. Tahukah kalian bahwa penundaan ini bisa berdampak pada kesuburan, bukan hanya bagi wanita tetapi juga pria? Yup, seiring bertambahnya usia, kesuburan pria juga mengalami penurunan yang bisa mempengaruhi peluang kehamilan. MDG kali ini tidak hanya menyoroti dari sisi perempuan tapi juga paling penting adalah dari sisi laki-laki.
Bagaimana Usia Mempengaruhi Kesuburan laki-laki?
Kira-kira apa saja yang berpengaruh jika usia laki-laki semakin berumur? mereka akan berhubungan dengan berbagai masalah kesuburan, seperti:
- Penurunan volume air mani dan jumlah sperma
- Berkurangnya motilitas (pergerakan) sperma
- Perubahan morfologi sperma (bentuk sperma yang tidak normal)
- Meningkatnya cacat sperma secara genetik dan epigenetik
Dalam konteks kehamilan alami atau inseminasi intrauterin (IUI), usia laki-laki yang lanjut dikaitkan dengan tingkat kehamilan yang lebih rendah dan risiko aborsi spontan yang lebih tinggi, dalam hal ini meski jika usia ibu masih muda! wah jadi benar-benar laki-laki yang berumur bisa mempengaruhi infertilitas ya sister! Lalu bagaimana jika pada pasangan memilih melakukan bayi tabung?
Dampak Usia Ayah pada Program Bayi Tabung (IVF)
Bagaimana dengan teknologi reproduksi berbantuan (ART) seperti IVF atau ICSI? sebuah studi turut menunjukkan bahwa ketika sperma pria berusia di atas 55 tahun digunakan dalam IVF atau program donasi oosit, terjadi penurunan perkembangan blastokista yang signifikan. Meski begitu, sejauh ini belum ditemukan hubungan langsung antara usia ayah dengan tingkat keberhasilan kehamilan melalui IVF atau ICSI.
Jadi sudah jelas bukan bahwa tidak ada perawatan yang bisa sepenuhnya mengembalikan kesuburan pria yang sudah menurun akibat usia. Namun, beberapa tindakan bisa membantu mengoptimalkan potensi kesuburan, seperti:
- Terapi medis, misalnya varikokelektomi, jika ditemukan gangguan tertentu
- Perubahan gaya hidup, seperti konsumsi makanan kaya antioksidan untuk melawan stres oksidatif
- Menghindari paparan zat berbahaya, seperti rokok, alkohol berlebihan, dan polusi
Dari pembahasan kali ini, memperlihatkan sebuah fakta bahwa menjaga kesehatan reproduksi bukan hanya tugas sister, tetapi juga paksu! Usia memang tidak bisa dihentikan, tapi dengan menerapkan gaya hidup sehat sejak dini, kualitas sperma bisa lebih optimal. Jadi, kalau dihadapkan dengan mitos ini segera pahami ya, bahwa kesuburan dan umur ini juga sangat bergantung baik sister maupun paksu. Informasi menarik lainnya sister dan paksu dapat follow Instagram @menujuduagaris.id
Referensi
- Belloc, S., Hazout, A., Zini, A., Merviel, P., Cabry, R., Chahine, H., … & Benkhalifa, M. (2014). How to overcome male infertility after 40: Influence of paternal age on fertility. Maturitas, 78(1), 22-29.

Hai, sister dan paksu! Kalau bicara soal infertilitas pria, biasanya yang dicek pertama kali apa? pasti berkaitan dengan kualitas sperma bukan? nah dari banyaknya alat analisis ini ada loh teknologi baru yang bisa membantu melihat kondisi testis lebih akurat, yaitu Virtual Touch Tissue Imaging Quantification (VTIQ). Teknologi ini bisa memberikan gambaran lebih jelas tentang kesehatan testis dan mendeteksi gangguan yang bisa mempengaruhi kesuburan pria. Wah penasaran bagaimana metode ini bekerja?
Kenapa Penting untuk Kesuburan Pria?
Beberapa kondisi pada testis, seperti mikrolitiasis testis (kalsifikasi kecil di dalam testis) dan varikokel (pembesaran pembuluh darah di sekitar testis), bisa berdampak pada kualitas sperma. Nah, dengan VTIQ, dokter bisa lebih mudah mendeteksi perubahan dalam jaringan testis dan menilai apakah ada masalah yang mempengaruhi produksi sperma.
VTIQ cara bekerjanya adalah dengan menggunakan pulsa dorong mekanis untuk menghasilkan peta berwarna yang menunjukkan tingkat kekakuan jaringan. VTIQ berguna dalam mengevaluasi massa skrotum yang tidak jelas. Teknik ini tidak bergantung pada tekanan operator sehingga hasilnya lebih objektif.
Apa yang Bisa Dideteksi dengan VTIQ?
Mendeteksi kelainan testis yang tidak terlihat dengan pemeriksaan biasa, Menilai kondisi testis yang bisa berdampak pada kualitas sperma, Membantu dokter menentukan tindakan yang tepat untuk meningkatkan peluang kehamilan.
Sebuah penelitian turut mengeksplorasi penggunaan awal dan nilai diagnostik VTIQ dalam mendeteksi penyakit testis difus pada pria infertil. Sebanyak 70 pria diperiksa dan dikelompokkan menjadi tiga kategori: normal, mikrolitiasis testis, dan varikokel. Penelitian ini menganalisis perbedaan antar kelompok serta hubungan antara kualitas air mani dan kecepatan gelombang geser testis. Hasilnya menunjukkan bahwa kecepatan gelombang geser bervariasi tergantung pada kondisi testis, posisi pengukuran, dan postur tubuh. Selain itu, ditemukan korelasi antara kecepatan gelombang geser testis dan motilitas sperma total. dapat diketahui bahwa teknologi VTIQ berpotensi menjadi metode diagnostik untuk penyakit testis, terutama pada pria infertil, guna mendukung diagnosis klinis dan pilihan pengobatan.
Manfaat VTIQ dalam Infertilitas Pria
Lebih akurat dalam melihat kondisi testis dibandingkan pemeriksaan manual, Bisa membantu mendeteksi penyebab infertilitas lebih awal, Membantu menentukan perawatan yang lebih tepat sesuai dengan kondisi testis
Sister dan paksu, kalau sedang menjalani program hamil dan mengalami kesulitan, ada baiknya mempertimbangkan pemeriksaan testis lebih lanjut. Teknologi VTIQ bisa membantu mengetahui kondisi testis dengan lebih akurat dan membantu dokter dalam menentukan langkah terbaik untuk meningkatkan kesuburan pria. Untuk informasi menarik lainnya sister dan paksu dapat follow Instagram @menujuduagaris.id
Referensi
- Liu, L., Xia, J. K., Zhu, Z. X., Chen, W. T., & Xu, Q. (2022). Preliminary study of virtual touch tissue imaging quantification in diffuse testicular diseases of male infertility. Acta Histochemica, 124(2), 151860.
- Marcon, J., Trottmann, M., Rübenthaler, J., Stief, C. G., Reiser, M. F., & Clevert, D. A. (2017). Shear wave elastography of the testes in a healthy study collective–Differences in standard values between ARFI and VTIQ techniques. Clinical hemorheology and microcirculation, 64(4), 721-728.

Apakah sister dan paksu tau bahwa fakta sekitar 30% wanita infertil di seluruh dunia mengalami masalah pada tuba fallopi. Sayangnya, aspek ini bisa jadi terabaikan karena adanya prosedur bayi tabung (IVF) yang dianggap bisa menjadi solusi ketika tuba mengalami penyumbatan atau kerusakan. Padahal, memahami lebih dalam tentang infertilitas tuba bisa membantu sister dan paksu dalam menemukan pendekatan yang lebih tepat untuk mengatasi masalah kesuburan. Salah satu pendekatan ini
Pentingnya Memahami Infertilitas Tuba
Dengan memahami kondisi ini lebih dalam, sister dan paksu bisa lebih bijak dalam mencari solusi yang sesuai. Karena tuba fallopi memiliki anatomi yang kompleks. Dari proses perkembangannya sejak embrio hingga struktur mikroskopisnya yang memiliki silia (rambut kecil yang membantu pergerakan sel telur), semua ini berperan penting dalam proses transportasi sel telur menuju tempat pembuahan.
Tuba falopi adalah saluran yang menghubungkan ovarium dan rahim, berperan penting dalam proses pembuahan. Panjangnya sekitar 11-12 cm dan memiliki diameter lumen yang sangat kecil, kurang dari 1 mm. Tuba fallopi memiliki empat bagian utama:
- Bagian uterus (paling dekat dengan rahim).
- Isthmus (bagian sempit yang berdekatan dengan uterus).
- Ampula (tempat paling umum terjadinya pembuahan).
- Infundibulum (bagian ujung dengan fimbria yang menangkap sel telur dari ovarium)
Singkatnya, tuba fallopi adalah jalur penting bagi sel telur menuju rahim, tempat terjadinya pembuahan, dan memiliki suplai darah serta sistem limfatik yang kompleks untuk menjaga fungsinya.
Ada banyak faktor yang menyebabkan infertilitas tuba, di antaranya:
- Infeksi: Chlamydia trachomatis, gonore, dan tuberkulosis genital
- Penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD)
- Endometriosis
- Komplikasi setelah operasi perut
Kerusakan pada tuba bisa menyebabkan penyumbatan atau gangguan pergerakan sel telur, sehingga menghambat proses pembuahan secara alami. Bayangkan anatomi yang kompleks itu kemudian berhadapan dengan gangguan yang juga beragam faktornya.
Apakah Ada Cara Mengatasi Infertilitas Tuba?
Meskipun masih ada perdebatan mengenai penyebab utama infertilitas tuba, perkembangan teknologi dalam diagnosis molekuler telah mengungkap bahwa infeksi, endometriosis, dan gangguan pergerakan silia menjadi faktor utama yang memicu obstruksi tuba. Ini menunjukkan bahwa memahami kondisi kesehatan reproduksi sejak dini sangat penting bagi sister yang ingin merencanakan kehamilan.
Infertilitas tuba merupakan salah satu penyebab utama gangguan kesuburan yang seringkali terabaikan. Penting bagi sister dan paksu untuk memahami faktor-faktor penyebabnya hal ini juga tentu bisa dikaitkan dengan anatomi tubuh sister dan paksu, kemudian dapat mencari solusi terbaik, baik melalui pengobatan medis maupun tindakan pencegahan seperti menjaga kesehatan reproduksi sejak dini. Untuk informasi menarik lainnya sister dan paksu dapat follow Instagram @menujuduagaris.id
Referensi
- Briceag, I., Costache, A., Purcarea, V. L., Cergan, R., Dumitru, M., Sajin, M., & Ispas, A. T. (2015). Fallopian tubes–literature review of anatomy and etiology in female infertility. Journal of medicine and life, 8(2), 129.
- Han, J., & Sadiq, N. M. (2019). Anatomy, abdomen and pelvis, fallopian tube.

Surabaya, 16 Maret 2025 – Dalam semangat Ramadhan yang penuh berkah, Menuju Dua Garis (MDG) dengan bangga berkolaborasi bersama Asha IVF Indonesia untuk mengadakan sesi edukasi fertilitas secara online. Acara yang berlangsung pada Minggu pagi ini disambut dengan antusias oleh lebih dari 130 peserta yang bergabung dari rumah masing-masing. Sebagai bentuk dukungan nyata, Asha IVF juga memberikan pemeriksaan dasar fertilitas secara gratis bagi peserta.
Sesi ini menghadirkan dua dokter ahli, yaitu Dr. Ali Mahmud, Sp.OG., Subsp.FER dan Dr. Uning Marlina, MHSM., Sp.OG. Acara dibuka dengan penuh semangat oleh MC yang aktif berinteraksi dengan peserta, diikuti oleh sambutan dari Mizz Rosie, Founder MDG, yang memberikan pengantar sebelum sesi diskusi utama dimulai.
Untuk memaksimalkan pengalaman peserta, ruang Zoom dibagi menjadi dua sesi terpisah:
Bersama Dr. Ali Mahmud, peserta berdiskusi mengenai low AMH, endometriosis, permasalahan tuba, dan sperma. Bersama Dr. Uning Marlina, peserta membahas PCOS, infertilitas tanpa sebab yang jelas, keguguran berulang, dan program hamil alami.
Selama 40 menit sesi berlangsung, diskusi terasa begitu interaktif dan dinamis. Banyak pertanyaan dari peserta yang diajukan, bahkan beberapa di antaranya belum sempat dibahas karena keterbatasan waktu.
Yang membuat acara ini semakin spesial adalah sesi penutup yang menghadirkan Ustadzah Siti Fathiyah Khotib, Lc., MA. Beliau memberikan perspektif spiritual mengenai perjuangan menjadi orang tua dan bagaimana menjalani proses ini dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Pesan-pesan beliau begitu menyentuh, terbukti dari banyaknya komentar peserta yang merasa terharu dan mendapatkan penguatan iman, seperti, “Terima kasih sudah diingatkan, Ustadzah. Baru sadar, meski belum berhasil, tapi tiap tahunnya Allah selalu mudahkan kami untuk terus berproses.”
MDG sangat bersyukur bisa menghadirkan sesi penuh manfaat ini bagi para pejuang dua garis. Kami berharap acara ini bisa menjadi motivasi dan inspirasi dalam perjalanan ikhtiar mereka. Jangan sampai ketinggalan informasi dan program menarik lainnya, pastikan untuk mengikuti kami di Instagram @menujuduagaris.id!

Sister dan paksu, pernah dengar tentang asprosin? ternyata hormon ini masih tergolong baru dalam dunia medis, nah MDG ingin menunjukkan kalau ternyata dia punya peran besar dalam pengaturan energi, metabolisme, bahkan kesuburan. Lalu apa sih yang dimaksud dengan hormon asprosin?
Apa yang dimaksud dengan Hormon Asprosin?
Asprosin sendiri merupakan adipokine glukoneogenik dan pro-fagosit yang ternyata baru teridentifikasi pada tahun 2016 oleh Romero et al. Zat ini terutama dilepaskan ke dalam aliran darah oleh jaringan adiposa putih dan mempengaruhi hati. Tapi semakin kesini bahwa hormon ini dapat menyebabkan peradangan dan stres pada retikulum endoplasma. Selain itu, telah diamati bahwa kadar asprosin dalam aliran darah lebih tinggi pada gangguan metabolik tertentu seperti diabetes melitus tipe 2 (T2DM), obesitas, sindrom ovarium polikistik, diabetes melitus gestasional, dan penyakit kardiometabolik
Ternyata dia memiliki tugas utama yaitu untuk membantu tubuh mengatur kadar glukosa dan meningkatkan nafsu makan. Disisi lain yang lebih mengejutkan adalah bahwa ada hal lain yang lebih menarik, hormon asprosin juga berpengaruh pada obesitas, diabetes, dan bahkan infertilitas.
Pahami Bagaimana Cara Kerja Asprosin?
- Mengatur kadar gula darah, proses ini asprosin merangsang hati untuk melepaskan glukosa ke dalam darah, memberikan energi saat kita sedang berpuasa.
- Meningkatkan nafsu makan, saat masuk ke otak, asprosin mengaktifkan neuron AgRP di hipotalamus, yang bikin kita merasa lapar.
- Berkaitan dengan obesitas, nah sedangkan pada penderita obesitas, kadar asprosin dalam tubuh meningkat secara abnormal, yang bisa memperburuk masalah metabolisme.
Olahraga dan Asprosin
Buat sister dan paksu yang suka olahraga, ada hal menarik nih.
- Latihan anaerobik (seperti angkat beban, sprint) → Bisa meningkatkan kadar asprosin dalam tubuh, hal ini dibutuhkan pada tubuh yang kekurangan hormon ini
- Latihan aerobik (seperti jogging, bersepeda) → Justru membantu menurunkan kadar asprosin, yang bisa bermanfaat untuk penderita obesitas.
Dengan berbagai perannya dalam pengaturan gula darah, nafsu makan, obesitas, dan kesuburan, asprosin berpotensi menjadi target terapi baru di dunia medis. Apalagi, ada penelitian yang menunjukkan kalau pemberian antibodi anti-asprosin bisa membantu mengurangi nafsu makan dan mengatasi obesitas.
Tapi, sebelum benar-benar jadi solusi medis, jangan gegabah ya sister dan paksu karena kondisi tubuh sister dan paksu ini berbeda-beda, jadi tetap harus di cari tahu kecocokan metode apa yang dapat dilakukan, apakah dengan berpuasa atau dengan olahraga. Untuk informasi menarik lainnya sister dan paksu bisa follow Instagram @menujuduagaris.id.
Referensi
- Mazur-Bialy, A. I. (2021). Asprosin—a fasting-induced, glucogenic, and orexigenic adipokine as a new promising player. Will it be a new factor in the treatment of obesity, diabetes, or infertility? A review of the literature. Nutrients, 13(2), 620.
- Lv, D., Wang, Z., Meng, C., Li, Y., & Ji, S. (2024). A study of the relationship between serum asprosin levels and MAFLD in a population undergoing physical examination. Scientific Reports, 14(1), 11170.