Artikel Informasi Untuk Pejuang Dua Garis

Infertilitas bukan hanya persoalan medis, tetapi juga tantangan emosional yang harus dihadapi bersama. Bagi sister dan paksu yang sedang berjuang dalam proses ini, menjaga keseimbangan emosional dan saling mendukung adalah kunci utama agar tetap kuat. Lalu, bagaimana cara terbaik untuk menghadapinya? MDG setidaknya akan bahas beberapa langakah yang dapat dilakukan, salah satunya adalah strategi coping.
Apa itu coping strategies, ia hadir sebagai salah satu cara untuk mengatasi ketidaksuburan meliputi mempelajari tentang ketidaksuburan, berkomunikasi dengan pasangan, dan mempraktikkan perawatan diri. Untuk itu MDG sudah memberikan banyak informasi agar sister dan paksu dapat mendapatkan akses informasi. Pada pertemuan kali ini bahas teknik coping yang lain yuk!
- Saling Terbuka dan Komunikatif
Pertama saat menghadapi diagnosis infertilitas, keterbukaan menjadi hal penting. Sister dan paksu perlu berbicara secara jujur tentang perasaan, ketakutan, dan harapan masing-masing. Jangan menyimpan semuanya sendiri, karena komunikasi yang baik akan mempererat hubungan dan mengurangi stres.
- Menjaga Efikasi Diri dan Pikiran Positif
Kepercayaan diri dalam menghadapi situasi sulit sangat mempengaruhi kualitas hidup. Semakin yakin pasangan dalam menghadapi tantangan ini, semakin mudah mereka menjalani prosesnya. Fokuslah pada hal-hal yang bisa dikendalikan, seperti gaya hidup sehat, pola pikir positif, dan dukungan satu sama lain.
- Menghindari Sikap Menghindar, Fokus pada Solusi
Saat menghadapi masalah, ada kecenderungan untuk menghindari atau mengabaikannya. Namun, strategi ini justru bisa memperburuk keadaan. Sebaliknya, hadapi tantangan ini dengan mencari solusi yang realistis, baik dari sisi medis maupun emosional. Konsultasi dengan dokter, mengikuti terapi, atau bergabung dengan komunitas bisa menjadi pilihan.
- Mencari Dukungan dan Tetap Bersama dalam Perjalanan Ini
Infertilitas bukan hanya tentang upaya memiliki anak, tetapi juga bagaimana pasangan menghadapi tantangan bersama. Mencari dukungan dari keluarga, teman, atau profesional bisa membantu mengurangi beban. Yang terpenting, sister dan paksu tetap satu tim, saling menguatkan, dan tidak menyalahkan satu sama lain.
Terakhir sister dan paksu juga dapat melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama, seperti traveling, mencoba hobi baru, atau sekadar menghabiskan waktu berkualitas. hubungan sister dan paksu lebih besar daripada sekadar perjalanan memiliki anak. Yang jelas bahwa menghadapi infertilitas bukanlah perjalanan yang mudah, tetapi dengan dukungan, komunikasi, dan pola pikir yang tepat, pasangan bisa tetap kuat dan harmonis. Apapun hasil akhirnya, perjalanan ini adalah bagian dari kisah hidup yang harus dihadapi bersama. Stay strong, sister dan paksu! untuk informasi menarik lainnya sister dan paksu dapat follow Instagram @menujuduagaris.id
Referensi
- Andrei, F., Salvatori, P., Cipriani, L., Damiano, G., Dirodi, M., Trombini, E., … & Porcu, E. (2021). Self-efficacy, coping strategies and quality of life in women and men requiring assisted reproductive technology treatments for anatomical or non-anatomical infertility. European Journal of Obstetrics & Gynecology and Reproductive Biology, 264, 241-246.
- https://resolve.org/get-help/helpful-resources-and-advice/managing-infertility-stress/coping-techniques/

Sister, tahukah kalian bahwa masalah infertilitas tidak hanya terjadi pada wanita, tapi juga bisa dialami oleh paksu? Nah, salah satu penyebab infertilitas laki-laki adalah faktor pretestikuler. Yuk, kita bahas lebih lanjut supaya lebih paham!
Ketika pasangan mengalami kesulitan untuk memiliki anak, langkah pertama yang biasanya dilakukan adalah pemeriksaan medis. Ini termasuk riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, tes hormon, dan analisis air mani.
Sayangnya, saat ini belum ada pemeriksaan klinis standar yang menyeluruh untuk laki-laki. Banyak pasangan yang lebih memilih menggunakan teknologi reproduksi berbantuan seperti Injeksi Sperma Intrasitoplasma (ICSI) untuk mendapatkan hasil cepat. Akibatnya, seringkali penyebab utama infertilitas laki-laki justru terabaikan. Padahal, memahami penyebabnya bisa membantu paksu mendapatkan solusi yang lebih tepat dan alami! Untuk itu pahami lebih dalam yuk!
Mengenal Pretesticular Infertilitas
Infertilitas yang dialami oleh paksu bisa dibagi menjadi tiga kategori utama, yaitu pre-testicular, testicular, dan post testicular. Nah, kita fokus dulu ke pre-testicular, ya!
Pre-testicular hadir sebagai salah satu infertilitas yang terjadi karena gangguan hormon yang mempengaruhi produksi sperma. Gangguan ini bisa berasal dari sistem hormon yang mengatur kerja testis, yaitu sumbu hipotalamus-hipofisis-gonad (HPG). Sederhananya, ini adalah sistem dalam tubuh yang mengontrol produksi hormon reproduksi laki-laki. Lalu kira-kira seperti apa hormon ini mengatur kesuburan laki-laki?
Bagaimana Hormon Mengatur Kesuburan Laki-laki?
Tubuh paksu punya mekanisme canggih yang mengatur produksi sperma melalui interaksi beberapa hormon:
- GnRH (Gonadotropin-releasing hormone): Dihasilkan oleh hipotalamus untuk merangsang produksi hormon lain.
- LH (Luteinizing hormone): Memicu sel Leydig di testis untuk memproduksi testosteron.
- FSH (Follicle-stimulating hormone): Berperan dalam produksi sperma dengan merangsang sel Sertoli.
Jika ada gangguan dalam sistem ini, misalnya karena ketidakseimbangan hormon, produksi sperma bisa terganggu, dan ini menyebabkan infertilitas pretesticular.
Faktor yang Mempengaruhi Pretesticular Infertilitas
Beberapa hal yang bisa menyebabkan gangguan hormon ini antara lain:
- Ketidakseimbangan hormon testosteron
- Gangguan pada hipotalamus atau kelenjar pituitari
- Pola makan yang tidak sehat
- Stres berlebihan
- Penggunaan obat-obatan tertentu
- Obesitas atau kondisi medis lain seperti diabetes
Cara Mengatasi Pretesticular Infertilitas
Kabar baiknya, sister, kondisi ini bisa dikelola dengan baik! Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
Konsultasi ke dokter, karena penting untuk mengetahui penyebab spesifik dari gangguan hormon ini. Menjaga pola hidup sehat, Pola makan bergizi, olahraga rutin, dan tidur cukup bisa membantu keseimbangan hormon. Mengelola stres, karena stres bisa mengganggu hormon reproduksi, jadi pastikan paksu punya waktu untuk relaksasi. Menghindari obat-obatan tertentu, karena beberapa obat bisa mempengaruhi hormon, jadi sebaiknya konsultasikan dulu sebelum mengkonsumsinya.
Dengan memahami penyebab dan cara mengatasi pretesticular infertilitas ini, semoga sister dan paksu bisa lebih siap dalam merencanakan kehamilan. Jangan ragu untuk konsultasi dengan dokter, ya! informasi manarik lainnya sister dan paksu dapat follow Instagram @menujuduagaris.id
Referensi
- Dimitriadis, F., Adonakis, G., Kaponis, A., Mamoulakis, C., Takenaka, A., & Sofikitis, N. (2017). Pre-testicular, testicular, and post-testicular causes of male infertility. Endocrinol Testis Male Reprod, 1, 981.
- Agarwal, A., Baskaran, S., Parekh, N., Cho, C. L., Henkel, R., Vij, S., … & Shah, R. (2021). Male infertility. The Lancet, 397(10271), 319-333.

Sister dan paksu, tahukah kamu kalau infertilitas laki-laki menyumbang hampir setengah dari kasus infertilitas yang dilaporkan? Salah satu faktor yang mungkin berperan adalah lapisan dinding skrotum, yaitu lapisan pelindung testis. Lapisan ini punya peran penting dalam mengatur kesehatan testis, tapi sayangnya, belum banyak yang melihat faktor ini sebagai infertilitas laki-laki
Kenapa Dinding Skrotum Bisa Berpengaruh ke Infertilitas?
Beberapa masalah pada lapisan skrotum ternyata bisa memicu infertilitas dengan berbagai mekanisme, seperti:
- Menekan testis secara mekanis, yang bisa mengganggu strukturnya.
- Memicu peradangan testis, yang bisa berdampak pada produksi sperma.
- Meningkatkan suhu testis (hipertermia), yang berisiko menghambat spermatogenesis atau produksi sperma.
Gangguan pada Skrotum
Setelah mengetahui pengaruh dinding skrotum bagi sistem reproduksi laki-laki, maka menjaga kesehatan skrotum merupakan hal yang tak boleh terlewatkan. Karena masalah pada skrotum dapat meningkatkan risiko infertilitas pada laki-laki. Sister dan paksu harus tahu ada beberapa infertilitas karena gangguan skrotum diantaranya adalah:
Pertama ada varikokel salah satu kondisi ketika sekumpulan pembuluh darah vena di skrotum mengalami pembengkakan. Adapun beberapa gejalanya adalah rasa nyeri ringan, dan testis terasa berat sebelah. Namun pada sejumlah kasus, varikokel mungkin tidak menimbulkan gejala. Tentu saja kondisi ini perlu segera ditangani karena dapat menurunkan kualitas sperma, memperkecil testis, dan menyebabkan infertilitas pada laki-laki.
Kedua ada hidrokel yang merupakan penumpukan cairan di dalam rongga salah satu testis. Kondisi ini biasanya terjadi pada bayi baru lahir, namun bisa juga dialami oleh orang dewasa akibat peradangan atau cedera. Jika tidak segera ditangani, hidrokel dapat menyebabkan skrotum membengkak disertai nyeri hebat
Selanjutnya yaitu torsio testis merupakan kondisi ketika tali sperma atau korda spermatika terpuntir di dalam skrotum sehingga dapat menghambat suplai darah, distribusi sperma, serta fungsi saraf. Kondisi ini dapat menimbulkan rasa nyeri hebat, pembengkakan di testis, posisi testis tidak pada tempatnya, sering buang air kecil, dan nyeri perut di bagian bawah. Potensinya adalah bisa iskemia testis akibat terputusnya suplai darah ke testis.
Juga orkitis adalah peradangan atau infeksi pada salah satu atau kedua testis yang paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti infeksi menular seksual (IMS). Kondisi ini dapat memicu rasa nyeri, bengkak, dan nyeri tekan pada testis. Sedangkan epididimitis adalah kondisi ketika epididimis mengalami peradangan. Sama halnya dengan orkitis, kondisi ini juga lebih banyak disebabkan oleh IMS. Sejumlah gejala epididimitis, antara lain adalah nyeri tekan pada testis atau skrotum, rasa hangat dan kemerahan pada skrotum, serta keluar cairan abnormal dari penis.
Tidak lain hernia inguinalis terjadi ketika ada usus kecil yang menembus dinding perut dan menonjol ke bawah ke daerah inguinalis atau selangkangan. Gejala yang ditimbulkan dari kondisi ini, antara lain rasa nyeri terbakar, dan tidak nyaman di area kemaluan serta pembesaran skrotum.
Terakhir adalah kanker testis terjadi saat terdapat sel-sel yang tumbuh secara abnormal dan tidak terkendali di dalam jaringan testis. Pada sebagian besar kasus kanker testis, pertumbuhan sel abnormal tersebut dimulai dari sel yang memproduksi sperma. Kondisi ini biasanya ditandai dengan benjolan pada skrotum, rasa nyeri, serta penumpukan cairan pada skrotum.
Jadi, jika ada gangguan pada lapisan ini, bukan hanya testis yang terkena dampaknya, tetapi juga kualitas sperma yang dihasilkan paksu. Masih banyak yang harus dieksplorasi agar kita bisa memahami lebih jauh tentang hubungan antara lapisan skrotum dan infertilitas. Jadi, buat sister yang sedang berjuang dengan program hamil bersama paksu, jangan ragu untuk mencari informasi lebih lanjut dan berkonsultasi dengan tenaga medis. Informasi menarik lainnya sister dan paksu dapat follow Instagram @menujuduagaris.id
Referensi
- Raad, G., Massaad, V., Serdarogullari, M., Bakos, H. W., Issa, R., Khachan, M. J., … & Fakih, F. (2023). Functional histology of human scrotal wall layers and their overlooked relation with infertility: a narrative review. International Journal of Impotence Research, 35(5), 428-438.
- https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/fungsi-skrotum

Siapa di antara sister dan paksu yang masih menganggap infertilitas itu sepele, bahkan hanya sibuk cek dari sisi sister saja, padahal sekitar 15-20% pasangan mengalami kesulitan untuk memiliki keturunan, dan faktor laki-laki hadir dalam setengah dari kasus ini.
Belum lagi sampai sekarang pendekatan diagnostik dan terapeutik untuk infertilitas laki-laki masih belum seragam. MDG menemukan bagaimana Society of Andrology and Sexual Medicine (SIAMS), bersama dengan Society of Embryology, Reproduction, and Research (SIERR), melakukan penyusunan infertilitas berbasis bukti untuk diagnosis, pengobatan, dan pengelolaan infertilitas faktor laki-laki agar perawatan pasien dan pasangan lebih optimal. Yuk, kita bahas satu per satu!
Langkah Awal Evaluasi Infertilitas Laki-laki
Kalau paksu mengalami masalah dengan kesuburan, langkah awal yang direkomendasikan adalah, mengecek riwayat medis untuk mengetahui apakah ada faktor risiko tertentu, juga melakukan pemeriksaan fisik buat mengecek kondisi testis dan organ reproduksi lainnya, serta tentu saja analisis air mani sebagai pemeriksaan dasar untuk menilai kualitas sperma.
Tapi, sister, jangan berhenti di sini! Kalau ada indikasi tertentu atau hasilnya menunjukkan kelainan, perlu pemeriksaan lebih lanjut.
Pemeriksaan Tambahan yang Disarankan
Setelah tes basic yang tertera di atas sudah dilakukan maka sister dan paksu perlu melakukan evaluasi agar ditemukan faktor risiko atau kelainan hal ini berkaitan jika nanti sister dan paksu akan melakukan program agar berhasil! beberapa pemeriksaan tambahan yang bisa dilakukan diantaranya adalah:
- Pemeriksaan mikrobiologi air mani buat mendeteksi adanya infeksi.
- Penilaian endokrin untuk mengetahui apakah ada gangguan hormon yang mempengaruhi produksi sperma.
- Pencitraan testis guna mengevaluasi struktur organ reproduksi.
- Tes genetik untuk melihat kemungkinan adanya kelainan genetik yang berhubungan dengan infertilitas.
- Sitologi atau histologi testis untuk pemeriksaan jaringan testis.
- Tes tambahan pada sperma jika diperlukan sesuai dengan hasil investigasi sebelumnya.
Wah banyak juga ya? ternyata untuk infertilitas laki-laki bahkan nggak cukup hanya dengan cek air mani aja, sister! Harus dilakukan pemeriksaan lebih dalam untuk memastikan penyebabnya.
Yang perlu di garis bawahi adalah bahwa Infertilitas laki-laki bukan cuma soal sperma, tapi juga bisa mencerminkan kondisi kesehatan paksu secara keseluruhan. Oleh karena itu, pendekatan diagnosis dan pengobatan harus menyeluruh, mulai dari pemeriksaan dasar hingga terapi yang tepat. Dengan memahami ini, kita bisa lebih aware dan mencari solusi terbaik buat paksu dan sister yang sedang berjuang memiliki keturunan.
Jadi, kalau ada masalah dengan kesuburan, jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan lengkap ya, sister! Semakin cepat diketahui penyebabnya, semakin besar peluang untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Semoga jalan sister dan paksu dipermudah ya, jika membutuhkan informasi menarik lainnya sister dan paksu dapat follow Instagram @menujuduagaris.id
Referensi
- Ferlin, A., Calogero, A. E., Krausz, C., Lombardo, F., Paoli, D., Rago, R., … & Corona, G. (2022). Management of male factor infertility: position statement from the Italian Society of Andrology and Sexual Medicine (SIAMS) endorsing organization: Italian Society of Embryology, reproduction, and research (SIERR). Journal of endocrinological investigation, 45(5), 1085-1113.

Sister, kita tahu bahwa infertilitas ini beragam faktor, jika sister sudah melakukan banyak medical check-up tapi juga tidak kunjung tahu apa penyebab dari infertilitas yang kalian hadapi, jangan-jangan kalian melupakan ada penyebab infertilitas yang tidak hanya dari sister tetapi juga dari paksu, dimana ini adalah faktor laki-laki.
Bumin memberikan saran jika medical check-up tidak hanya dilakukan oleh salah satu saja tapi langsung pada keduanya, mengapa demikian? Karena infertilitas itu bukan tentang satu saja dan satu faktor saja, karena banyaknya kemungkinan yang bisa jadi terjadi. MDG akan menunjukkan bagaimana dengan tes kesuburan pada laki-laki.
Evaluasi Pasangan Perempuan vs. Laki-laki
Pasangan perempuan dievaluasi secara menyeluruh, mulai dari ovulasi, cadangan ovarium, faktor tuba, faktor uterus, hingga mikrobiota vagina. Tentu saja itu adalah proses yang panjang, karena anatomi dari reproduksi sister lebih kompleks.
Sebaliknya, pasangan pria hanya membutuhkan pengujian analisis air mani. Nah, disinilah letak permasalahannya, Paksu! Seakan-akan jika hasil analisis air mani normal, maka pria langsung dianggap tidak bermasalah. Padahal, ini belum tentu benar.
Analisis Air Mani Bukan Segalanya
Banyak yang mengira bahwa analisis air mani cukup untuk menilai kesuburan pria, tapi ini adalah kesalahpahaman besar. Menurut WHO (2021), analisis air mani bukan indikator mutlak kesuburan pria. Nilai referensi dalam manual WHO bukan batas pasti antara pria subur dan infertil. Artinya, hasil yang terlihat normal belum tentu berarti pria tersebut benar-benar subur, dan sebaliknya.
Pemeriksaan yang Lebih Komprehensif Dibutuhkan
Untuk menilai kesuburan pria secara menyeluruh, diperlukan lebih dari sekadar analisis air mani. Pemeriksaan harus mencakup:
- Riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
- Penilaian hormonal
- Ultrasonografi testis dan saluran mani
- Pencitraan transrektal
- Pengujian mikrobiologi
- Analisis sperma tingkat lanjut
- Analisis genetik
Wah bagaimana Sister, dari penjelasan tersebut kita jadi tau bahwa pendekatan terhadap infertilitas tidak bisa berat sebelah. Infertilitas yang tidak dapat dijelaskan seharusnya ditinjau dari kedua sisi, baik laki-laki maupun perempuan, dengan pendekatan yang sama detailnya. Jadi, kalau ada yang bilang analisis air mani cukup untuk menilai kesuburan pria, langsung kasih tahu ya, Sister! Kesuburan itu bukan soal angka semata, tapi harus dipahami sebagai suatu spektrum yang lebih luas. Untuk informasi menarik lainnya sister dapat follow Instagram @menujuduagaris.id.
Referensi
- Grande, G., Graziani, A., & Ferlin, A. (2024). Guideline for unexplained couple infertility: misunderstandings on the approach to the male factor. Human Reproduction, 39(4), 859-860.

Sister dan paksu yang sedang mengusahakan kehamilan, pasti sudah tahu bahwa salah satu bagian yang paling penting adalah rahim, nah alangkah baiknya jika lebih paham tentang bentuk rahim, MDG akan membahas lebih lanjut. Baca sampai habis ya!
Rahim dan Kesuburan: Apa Hubungannya?
Rahim Tentu saja hadir sebagai salah satu organ penting dalam sistem reproduksi perempuan. Agar bisa hamil dengan lancar, rahim sebaiknya memiliki struktur yang normal tanpa kelainan bawaan. Namun, beberapa perempuan mengalami anomali uterus kongenital, yaitu kelainan bentuk rahim yang terjadi sejak lahir. Salah satu jenis yang paling umum adalah uterus bersepta, di mana terdapat sekat di dalam rahim yang bisa mempengaruhi kesuburan.
Infertilitas atau kesulitan hamil dialami sekitar 10%–15% wanita usia subur. Ada banyak penyebabnya, seperti gangguan ovulasi, masalah di saluran tuba, faktor dari pasangan pria, hingga kelainan bentuk rahim. Meski hubungan antara uterus bersepta dan infertilitas masih diperdebatkan, banyak dokter yang merekomendasikan operasi untuk menghilangkan sekat ini agar meningkatkan peluang kehamilan.
Bentuk Rahim yang Berbeda, Peluang Hamil yang Berbeda?
Dalam menjawab pertanyaan tersebut ada sebuah penelitian yang membandingkan bentuk dan ukuran rahim pada tiga kelompok perempuan, Ada perbedaan signifikan dalam ukuran rahim antara kelompok yang subur dan tidak subur. Beberapa faktor yang berpengaruh antara lain adalah panjang rahim secara keseluruhan, panjang rongga rahim, rasio panjang dan lebar rahim dan diameter rahim dari depan ke belakang. Melihat faktor tersebut memperlihatkan bagaimana bentuk dan ukuran rahim memang bisa mempengaruhi peluang kehamilan! Nah salah satu anatomi rahim yang bermasalah adalah Uterus Bersepta. Uterus bersepta menjadi salah satu kelainan bawaan pada rahim yang menyebabkan rahim terbagi menjadi dua rongga. Kelainan ini terjadi karena adanya dinding jaringan yang membentang di tengah rahim
Haruskah Uterus Bersepta Dioperasi?
Banyak dokter menyarankan operasi reseksi septum untuk perempuan dengan uterus bersepta yang mengalami kesulitan hamil. Namun, alangkah baiknya jika sebelum memutuskan operasi, penting untuk mengevaluasi ukuran dan bentuk rahim terlebih dahulu. Tidak semua wanita dengan uterus bersepta mengalami masalah kesuburan, jadi keputusan untuk menjalani prosedur medis ini harus benar-benar dipertimbangkan.
Kelainan bentuk rahim, seperti uterus bersepta, memang bisa mempengaruhi kesuburan, tetapi tidak selalu menjadi penyebab utama infertilitas. Jika sister atau seseorang yang sister dan paksu kenal mengalami masalah kesuburan, sebaiknya untuk konsultasikan dengan dokter untuk mengevaluasi bentuk rahim secara menyeluruh sebelum mengambil tindakan medis.
Dengan memahami faktor-faktor yang berpengaruh pada kesuburan, nantinya bisa membuat keputusan yang lebih tepat untuk meningkatkan peluang kehamilan. Informasi menarik lainnya sister dan paksu dapat follow Instagram @menujuduagaris.id
Referensi
- Sevindik, B., Unver Dogan, N., Secilmis, O., Uysal, E., Fazliogullari, Z., & Karabulut, A. K. (2023). Differences in the anatomical structure of the uterus between fertile and infertile individuals. Clinical Anatomy, 36(5), 764-769.
- https://www.healthline.com/health/septate-uterus

Sister, memang banyak penyebab infertilitas, seperti yang sister tau bahkan dari jenis saja ada primer skunder atau yang tidak dapat dijelaskan, MDG kali ini ngin membahas lebih lanjut mana sih infertilitas yang dapat dilihat dari segi anatomi tubuh. Nah, yuk kita bahas lebih lanjut!
Infertilitas dilihat dari sisi Faktor Anatomi
Banyak penyebab infertilitas, tidak juga dari faktor laki-laki, tapi juga bisa jadi dari perempuan. Pada perempuan penyebab utama infertilitas yang berkaitan dengan anatomi wanita meliputi kerusakan tuba pasca infeksi, endometriosis, serta anomali uterus. Misalnya, uterus bersepta (kelainan bawaan) dan mioma atau sinekia (kelainan yang didapat) infertilitas ini tentu saja bisa mengganggu kesuburan, meningkatkan risiko keguguran, bahkan yang lebih parah ketika memicu komplikasi selama kehamilan. Lebih lanjut kita akan membahas beberapa infertilitas yang paling banyak menyerang sister. Diantaranya adalah:
Kerusakan Tuba Pasca Infeksi
Mengapa MDG membahas ini untuk sister? karena tuba falopi punya peran penting dalam proses kehamilan, yaitu sebagai jalur pertemuan sel telur dan sperma. Kalau tuba mengalami kerusakan akibat infeksi, peluang kehamilan bisa menurun drastis. Bayangkan saja bagaimana menjadi embrio jika jalur saja di hambat? nah kira-kira penyebabnya karena apa?
Salah satu penyebabnya diantaranya adalah penyakit radang panggul (PID) yang menjadi penyebab paling umum dari kerusakan tuba ini. Untuk mengatasinya, pembedahan masih menjadi pilihan utama, dengan tingkat keberhasilan yang cukup baik, bahkan sebanding dengan fertilisasi in vitro (IVF). Sedangkan infertilitas selanjutnya adalah endometriosis
Endometriosis: Penyakit yang Masih Misterius
Endometriosis adalah kondisi ginekologi yang cukup sering terjadi pada wanita usia subur. Penyakit ini bisa menyebabkan nyeri luar biasa dan infertilitas, namun penyebab pastinya masih menjadi misteri. Faktor imunologis, genetik, dan lingkungan diduga berperan dalam mekanisme yang kompleks ini. Meskipun prevalensinya tinggi, belum ada satu teori pun yang bisa menjelaskan dengan pasti bagaimana penyakit ini berkembang.
Tapi tenang, sister! Kombinasi perawatan medis, bedah, dan psikologis bisa membantu meningkatkan kualitas hidup penderita endometriosis. Bahkan, dalam banyak kasus, pembedahan terbukti mampu meningkatkan tingkat fertilisasi secara signifikan. Nah, hubungan erat antara endometriosis dan sistem imun membuka peluang besar untuk strategi pengobatan baru di masa depan, yang mungkin akan berfokus pada konsep imunologi.
Jadi, Apa yang Bisa Dilakukan?
Jika sister atau orang terdekat mengalami gejala seperti nyeri panggul kronis, haid yang sangat menyakitkan, atau kesulitan hamil, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis. Mengetahui kondisi anatomi sistem reproduksi dengan pemeriksaan seperti histerosalpingografi atau laparoskopi diagnostik bisa menjadi langkah awal untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Kesuburan itu kompleks, tetapi dengan ilmu dan teknologi yang semakin berkembang, selalu ada harapan untuk mendapatkan solusi terbaik. Jadi setidaknya sister jadi paham dulu sebelum memutuskan langkah apa yang harus dilakukan.
Salah satunya dengan memahami anatomi tubuh, fungsinya sebagai bagian dari reproduksi. Jika terjadi penyumbatan misalnya pada tuba falopi nah tentu saja sister dan paksu dapat melakukan pembedahan agar tidak terjadi hambatan. Meski demikian solusi seperti IVF juga kerap kali disarankan. Tapi semua ini bisa dipelajari lanjut ya sister! jangan ragu untuk belajar dan berkonsultasi. Informasi menarik lainnya sister dan paksu dapat follow Instagram @menujuduagaris.id
Referensi
- Abrao, M. S., Muzii, L., & Marana, R. (2013). Anatomical causes of female infertility and their management. International Journal of Gynecology & Obstetrics, 123, S18-S24.
- https://obgyn.onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1016/j.ijgo.2013.09.008

Sister, kita semua tahu kalau uterus alias rahim punya peran super penting dalam perjalanan menuju kehamilan. Makanya, kalau ada masalah di uterus, bisa berpengaruh ke kesuburan. Beberapa kondisi yang bisa mempengaruhi kesuburan ini antara lain malformasi bawaan, miom, polip endometrium, perlengketan (sinekia intrauterin), benda asing, hingga infeksi kronis alias endometritis.
Tapi tenang, sister! Masalah pada rahim ini sebenarnya relatif jarang terjadi dibandingkan dengan gangguan ovulasi atau masalah pada tuba falopi. Tapi, tetap penting buat tahu dan waspada bukan? Yuk, kita bahas lebih lanjut!
Pengaruh Kondisi Uterus terhadap Kesuburan
Gangguan pada rahim bisa menyebabkan pertumbuhan atau pematangan endometrium terganggu, yang akhirnya bisa berujung pada gagalnya implantasi embrio. Untuk mendeteksi kondisi ini, sister dan paksu diberikan beberapa rekomendasi pemeriksaan yang bisa dilakukan, seperti:
- USG panggul & HSG untuk melihat kondisi rahim dan saluran tuba
- Sonohysterography (SIS) yang menggunakan cairan garam untuk gambaran endometrium yang lebih jelas
- Histeroskopi, prosedur paling akurat buat melihat langsung rongga rahim dan bisa sekaligus mengatasi masalah seperti massa atau perlengketan
Lalu, kondisi apa saja sih yang bisa bikin uterus berpengaruh pada kesuburan? Yuk, kita ulas satu per satu!
Macam-Macam Gangguan Uterus yang Bisa Mempengaruhi Kesuburan
Mioma Uteri (Fibroid Rahim)
Sister pernah dengar mioma alias fibroid rahim? Ini adalah tumor jinak yang bisa tumbuh di berbagai bagian rahim. Yang jadi pertanyaan, apakah miom bikin susah hamil? Jawabannya tentu bergantung pada lokasi dan ukurannya.
Mioma submukosa atau yang dekat dengan lapisan dalam rahim lebih berpengaruh terhadap kesuburan dibandingkan dengan mioma di tempat lain. Sementara itu, mioma intramural (di dalam dinding rahim) dan mioma subserosa (di bagian luar rahim) efeknya terhadap kesuburan masih menjadi perdebatan. Selain bentuknya, mioma juga bisa mengeluarkan zat proinflamasi seperti prostaglandin dan TGF-beta, yang bisa mengganggu proses implantasi embrio.
Polip Endometrium
Selain mioma, polip endometrium juga bisa mengganggu implantasi embrio. Kenapa? Karena polip ini bikin embrio susah menempel di lapisan rahim yang sehat. Makanya, kalau ada polip, sebaiknya segera diangkat supaya peluang hamil semakin besar
Anomali Uterus (Kelainan Bawaan Rahim)
Kalau dari lahir rahim punya bentuk yang tidak biasa, seperti:
- Uterus bikornis (rahim bercabang dua)
- Uterus septum (ada sekat di tengah rahim)
- Uterus bikornis (rahim hanya berkembang di satu sisi)
Sebagian besar anomali ini lebih sering berhubungan dengan keguguran berulang atau kelahiran prematur, bukan infertilitas langsung. Tapi kalau memang bikin sulit hamil atau sering keguguran, dokter bisa menyarankan tindakan medis seperti septoplasty buat memperbaiki bentuk rahim
Sindrom Asherman (Sinekia Intrauterin)
Sister pernah dengar istilah sinekia intrauterin atau sindrom Asherman? Ini adalah kondisi di mana ada jaringan parut di dalam rahim akibat operasi atau infeksi. Masalahnya, jaringan parut ini bisa menyebabkan:
- Rongga rahim menyempit
- Tuba falopi tersumbat
- Embrio susah menempel dan tumbuh dengan baik
Cara mengatasinya? Bisa dengan histeroskopi adhesiolisis, yaitu prosedur buat menghilangkan jaringan parut di dalam rahim. Jadi, kalau sister atau paksu lagi berjuang buat punya momongan, jangan ragu buat cek kondisi rahim, ya!
Nah, sister setidaknya ada faktor-faktor dari uterus yang sister ketahui dan bisa mempengaruhi kesuburan. Kalau lagi program hamil dan curiga ada masalah di rahim, sister dan paksu tidak ada salahnya untuk berkonsultasi ke dokter. Informasi menarik lainnya sister dan paksu dapat follow Instagram @menujuduagaris.id.
Referensi
- https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1002/ca.22188
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17738-uterine-factor-infertility
- https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9410422/